MUSAWAH (Pengertian Musawah, Contoh Musawah, Sejarah, dan Ibadah yang Berprinsip Musawah)

Apa itu Musawah?, mari kita pelajari materi berikut ini.
Allah Swt menjadikan seluruh manusia berada pada kedudukan yang sama. Oleh karena itu Islam senantiasa menjungjung tinggi musawah atau persamaan derajat. Dalam hal ini akan dijelaskan pengertian musawah dan urgensinya menurut pandangan agama.

Pengertian Musawah

Secara etimologi musawah berarti sama tidak kurang dan tidak lebih. Sedangkan secara terminology musawah berarti persamaan seluruh manusia di dalam hak dan kewajiban tanpa ada pemisahan atau perbedaan yang didasarkan pada kebangsaan, kelas, aliran, kelompok, keturunan pangkat atau harta dan hal lainnya.

pengertian dan contoh musawah

Contoh Musawah

Prinsip musawah atau persamaan derajat ini juga dikukuhkan oleh Rasulullah Saw saat haji wada’. Rasulullah Saw berkata:” Wahai segenap manusia ingatlah bahwa Tuhan kalian sama, ayah kalian sama. Kalian adalah keturunan Adam dan Adam berasal dari tanah. Tidak ada perbedaan bagi orang Arab atau non Arab, orang yang berkulit merah dengan orang yang berkulit hitam atau sebaliknya kecuali takwa. Sesungguhnya orang yang paling mulia dari kalian adalah orang yang paling bertakwa”.

Puncak pengukuhan musawah sebagai prinsip yang luhur di dalam Islam dikukuhkan oleh Rasulullah Saw kembali saat Usamah bin Zaid ingin membantu meloloskan jeratan hukum bagi seorang wanita Quraisy yang berasal dari suku terhormat. Saat itu dengan nada emosi Rasulullah Saw bersabda:
”Apakah engkau wahai Usamah akan membantu meloloskan seseorang dari hukum Allah? Rasulullah Saw berpidato dan berkata: Wahai segenap manusia Sesungguhnya orang-­orang sebelum kalian telah hancur. Sesungguhnya mereka apabila ada di antara orang yang terhormat dari mereka mencuri, maka mereka membiarkan dan apabila ada orang yang lemah mencuri, maka mereka tegakkan hukuman. Demi Allah seandainya Fathimah binti Muhammad Saw mencuri, maka niscaya Muhammad Saw memotong tangannya”.(HR.Bukhari)

Sejarah Munculnya Musawah

Prinsip musawah atau persamaan derajat pada manusia merupakan puncak terdalam perkembangan peradaban manusia. Ia lahir melalui perjuangan panjang dari orang-orang yang menginginkannya. Apabila ditelusuri, maka prinsip persamaan hak ini muncul karena kezaliman, penindasan dan kesewenangan-wenangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Peristiwa pembunuhan Kabil terhadap Habil sebagai manusia awal yang hadir di muka bumi ini merupakan bagian dari rentetan sejarah yang membangkitkan prinsip persamaan derajat. Tindak kriminalitas ini dianggap tindakan pelanggaran terhadap prinsip yang telah dibuat untuk mengatur hubungan kekeluargaan bagi individu saat itu. Peristiwa tersebut dan fenomena lainnya seperti penindasan dari golongan yang kuat kepada yang lemah, pemerintah pada rakyatnya dan orang kaya pada orang miskin merupakan realitas yang menjadi perhatian umat manusia.

Sejak dahulu Aristoteles sudah menyatakan bahwa pembagian masyarakat kepada dua bagian, kelas atas dan kelas bawah merupakan pembagian kelas yang alami yang muncul dari keinginan manusia itu sendiri sekaligus di lain pihak menimbulkan kecaman yang menuntut persamaan hak. Padahal prinsip perbudakan di masyarakat merupakan sesuatu yang lumrah yang tidak dapat dielakkan lagi. Tuntutan persamaan derajat ini mengalami momentumnya ketika terjadi revolusi perancis pada tahun 1789 yang merupakan puncak perubahan sejarah Eropa sekaligus pengukuhan terhadap prinsip-prinsip kebebasan, persaudaraan dan persamaan derajat.

Pandangan Islam Tentang Musawah

Islam memandang bahwa prinsip musawah sebagai salah satu prinsip ajaran agama yang luhur yang berangkat dari eksistensi manusia yang berasal dari nabi Adam As. Hal inilah yang mematahkan prinsip kelas-kelas yang terjadi di masyarakat. Hal inilah yang menempatkan musawah sebagai nilai keagamaan sekaligus sebagai nilai peradaban kemanusiaan.
Perpaduan antara nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan yang tertuang pada persamaan derajat atau musawah terdapat dalam al-Quran. Allah Swt berfirman:



فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahu". (QS. Ar-Rum (30):30)

Islam menjamin musawah atau persamaan derajat dengan memandang bahwa kebutuhan manusia di muka bumi ini semunya sama tanpa melihat perbedaanperbedaan yang ada. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:

إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَىٰ
وَأَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيهَا وَلَا تَضْحَىٰ

“Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, Dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya” (QS. Thaha(20):118-­119)
Dengan demikian prinsip musawah atau persamaan derajat di dalam Islam diikat dengan persaudaraan kemanusiaan atau ukhuwah insaniyah di mana mereka berasal ayah dan ibu yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:

هَٰذَا بَلَاغٌ لِّلنَّاسِ وَلِيُنذَرُوا بِهِ وَلِيَعْلَمُوا أَنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan­Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang­orang yang berakal mengambil pelajaran”.(QS. Ibrahim(14):52)

Ibadah-Ibadah Yang Mengandung Prinsip Musawah

Seluruh jenis ibadah di dalam Islam mengandung prinsip musawah. Dalam shalat misalnya seluruh umat Islam berkewajiban memenuhi panggilan Allah Swt dengan melaksanakan shalat. Setelah itu mereka masuk ke dalam masjid membentuk shaf­shaf yang lurus. Diri mereka bersatu di dalamnya, tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, antara yang lemah dan yang kuat dan antara pejabat dan rakyat dan hal ini bersifat harian.

Zakat dalam Islam disyariatkan memiliki hikmah yaitu untuk mensucikan harta. Selain itu zakat diwajibkan kepada orang-orang yang memiliki harta banyak sebagai upaya untuk menempuh persamaan derajat sehingga tidak terpaut jurang pemisah yang terlalu jauh antara si kaya dan si miskin.

Ibadah haji juga demikian. Semua orang berkumpul di padang Arafah misalnya dengan pakaian yang sama, tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, antara pejabat dan rakyat biasa antara orang yang berkulit hitam dan berkulit putih. Semuanya berada dalam tempat dan poisis yang sama di hadapan Allah Swt.
Rasululullah Saw menolak tradisi suku Quraisy yang membedakan diri dengan sukusuku lainnya dalam melaksanakan ibadah haji. Dalam hal ini Allah swt berfirman:

ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-­orang banyak (Ara­fah) dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi (Maha Penyayang)." (QS. Al-Baqarah(2):199)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MUSAWAH (Pengertian Musawah, Contoh Musawah, Sejarah, dan Ibadah yang Berprinsip Musawah)"

Posting Komentar