Arti Zuhud (Pengertian, Contoh, Ciri, Manfaat, Tingkatan Perilaku Zuhud)

Apakah arti zuhud? Pernahkah kamu mendengar kata zuhud? Mungkin ada sebagian dari kamu merasa asing dengan kata ini. Kata ini memang berasal dari bahasa asing, yaitu bahasa Arab. Agar lebih paham makna zuhud dan tentang perilaku zuhud, mari kita bahas satu persatu.

Arti Zuhud (Pengertian, Contoh, Ciri, Manfaat, Tingkatan Perilaku Zuhud)

Pengertian Zuhud

Zuhud adalah berpaling dan meninggalkan sesuatu yang disayangi yang bersifat materiil atau kemewahan duniawi dengan mengharap suatu wujud yang lebih baik dan bersifat spiritual atau kebahagiaan akhirat.

Zuhud dalam tasawuf adalah satu tingkatan yang harus ditempuh oleh seorang sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Arti Zuhud Secara Bahasa dan Istilah
  • Zuhud secara bahasa artinya meninggalkan sesuatu.
  • Secara istilah ialah meninggalkan kelezatan hidup duniawi yang sementara dan fana karena menginginkan kelezatan ukhrawi yang lebih baik dan kekal, jika yang ditinggalkan itu adalah sesuatu yang tidak disukai sama sekali karena tidak ada harganya.

Zuhud mengandung arti melepaskan diri dari keterikatan kepada dunia atau melepaskan diri dari diperbudak oleh dunia. Dengan demikian zuhud bukan berarti melepaskan diri terhadap kebutuhan dunia, karena hidup tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan. Namun, janganlah menganggap bahwa dunia adalah segala-galanya, sehingga lupa akhirat.
Seorang zuhud menganggap sama antara pujian dan celaan.

Kata zuhud berasal dari bahasa Arab yang maknanya tidak ingin kepada sesuatu dengan meninggalkannya. Istilah zuhud merupakan salah satu istilah ilmu tasawuf.

Ilmu tasawuf sendiri berarti sebuah ajaran dalam Islam yang mengajarkan cara menyucikan diri, meningkatkan akhlak, dan membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk mencapai kebahagiaan abadi bersama Allah SWT. Orang yang menjalani tasawuf disebut dengan sufi.


Contoh Perilaku Zuhud

1. Contoh zuhud Pertama
Nabi Muhammad saw. telah mencontohkan perilaku zuhud. Beliau menjauhi kemewahan dunia baik sebelum maupun sesudah diangkat menjadi rasul. Nabi Muhammad saw menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah swt.

Aisyah ra menjelaskan bahwa Rasulullah menunaikan salat malam hingga kakinya bengkak. Padahal kita mengetahui bahwa Nabi Muhammad saw telah mendapat jaminan masuk surga.

Jaminan tersebut tidak menyebabkan beliau enggan beribadah. Nabi Muhammad saw sangat bersyukur terhadap jaminan tersebut dan memperbanyak ibadah sebagai wujud rasa syukur kepada-Nya.

2. Contoh Zuhud Kedua
Pak Hindun terkenal sebagai orang kaya di kampungnya. Ia mempunyai bermacam-macam usaha yang sukses. Pak Hindun mempunyai tiga anak. Anak pertama perempuan, saat ini duduk di bangku SMA kelas X, bernama Aulia. Yang kedua laki-laki, saat ini duduk di bangku SMP kelas VIII, bernama Fadila. Anak ketiga laki-laki, saat ini duduk di bangku SD kelas V, Hamdi. Ketiga anak Pak Hindun bersekolah di sekolah swasta, sebuah yayasan Islam, yang tidak jauh dari rumah mereka.

Meskipun orang tua mereka kaya raya dan mempunyai beberapa buah mobil, mereka pergi ke sekolah selalu naik sepeda. Pertimbangannya, jarak antara sekolah dan rumah sangat dekat. Selain itu, mereka memang dididik oleh Pak Hindun untuk hidup sederhana dan tidak boleh menyombongkan harta dunia yang dimilikinya. Semua harta tersebut adalah milik Allah.

Selain kaya raya, Pak Hindun juga terkenal sebagai orang yang ringan tangan membantu warga di kampungnya yang mengalami kesusahan. Pak Hindun senang mendermakan hartanya untuk kaum miskin. Sifat-sifat itulah yang ditanamkan pada ketiga anaknya. Itulah bentuk sifat zuhud Pak Hindun.


Ciri-Ciri Zuhud

Zahid adalah sebutan bagi orang yang berperilaku zuhud. Seorang zahid atau yang berperilaku zuhud memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut.
  1. Hidup sederhana.
  2. Tidak menumpuk-numpuk harta.
  3. Menghindari hidup berfoya-foya dan bermegah-megah.
  4. Senantiasa mengedepankan kepentingan akhirat.
  5. Sangat berhati-hati dalam memperoleh atau mencari nafkah.

Ciri-Ciri Zuhud Menurut Al-Ghazali

Menurut Imam al-Gazali ada tiga ciri sifat zuhud. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut.
  1. Tidak terlalu senang jika memiliki sesuatu dan tidak bersedih ketika kehilangannya. Ia akan bersikap biasa ketika mendapat sesuatu dan sikap itu pula yang ditunjukkan ketika kehilangan sesuatu. Misalnya, seseorang diberikan suatu jabatan. Dia tidak terlalu gembira, sebaliknya jika jabatan itu hilang dia tidak merasa sedih.
  2. Menganggap sama antara pujian dan celaan. Jadi, orang yang memiliki sifat zuhud tidak sombong dan angkuh ketika dia dipuji. Mereka tidak pula merasa sedih dan terhina ketika dicela orang lain. Ia bersyukur ketika mendapat pujian dan tetap rendah hati serta tidak bersedih ketika dicela. Seorang zuhud menganggap sama antara pujian dan celaan.
  3. Hati orang zuhud dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah, namun masih memiliki kecintaan kepada dunia. Cinta kepada Allah dan cinta kepada dunia tersebut ibarat air dan udara dalam gelas. Jika air dimasukkan ke dalam gelas, udara akan keluar. Begitu pula sebaliknya jika udara ditiupkan, air akan keluar. Air dan udara tidak mungkin dapat disatukan.
  4. Seseorang yang menyibukkan hatinya kepada Allah swt., halhal yang selain Dia tidak akan mendapatkan tempat. Hatinya telah dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah swt. sehingga harta dan dunia tidak lagi mendapat tempat. Harta dan dunia tidak dimasukkan ke dalam hati. Oleh karena itu, harta dan dunia tidak dapat mempengaruhi kecintaan orang zuhud kepada Allah swt.

Ciri-Ciri Zuhud Menurut Para Ulama

Selain tiga ciri yang dikemukakan oleh Imam al-Gazali, ciri-ciri lain dari sifat zuhud juga dikemukakan banyak ulama. Berikut ini beberapa ciri zuhud menurut para ulama.
  • Yahya bin Mu’az berkata, "Ciri-ciri zuhud adalah suka memberi apa yang dimiliki."
  • Ibnu Khafif berkata, "Ciri-ciri sifat zuhud adalah merasa tenang ketika sesuatu miliknya hilang. Zuhud adalah menghindari dunia tanpa terpaksa."
  • Ahmad bin Hanbal dan Sufyan as-Sauri berkata, "Ciri-ciri zuhud adalah tidak panjang angan-angan."
  • As-Sirri berkata, "Orang yang zuhud selalu menyibukkan diri dengan Allah."

Ciri-ciri sifat zuhud yang dikemukakan di depan, kita dapat menarik kesimpulan bahwa apa pun keadaan seorang zahid baik miskin atau kaya, sedih atau gembira, dipuji atau dicela, ia akan bersikap sama. Dia menyadari bahwa Allah Maha Mengetahui setiap hal yang dilakukannya.

Manfaat Perilaku Zuhud

Beberapa manfaat yang diperoleh bagi seseorang yang berperilaku zuhud antara lain sebagai berikut.
  1. Senantiasa membersihkan diri dari hal-hal yang tidak terpuji
  2. Memelihara diri dari perilaku yang tidak manfaat
  3. Senang kepada kesederhanaan, hidup bersahaja
  4. Menjauhkan diri dari sifat rakus dan menumpuk harta
  5. Berperilaku suka bersadaqah dan berbuat kebaikan
  6. Senantiasa rendah hati dan sabar dalam menjalani kehidupan


Tingkatan Zuhud

Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi, salah seorang ulama tasawuf membagi zuhud menjadi tiga tingkatan sebagai berikut.
  1. Tingkat mubtadi atau tingkat pemula, yakni orang yang tidak memiliki sesuatu dan hatinya pun tidak ingin memilikinya.
  2. Tingkat mutahaqqiq atau tingkat orang yang telah mengenal hakikat zuhud, yakni orang yang bersikap tidak mau mengambil keuntungan pribadi dari harta benda duniawi karena ia tahu dunia ini tidak mendatangkan keuntungan baginya.
  3. Tingkat ‘alim muyaqqin atau orang yang tidak lagi memandang dunia ini mempunyai nilai. Bagi kelompok ini dunia hanyalah sesuatu yang melalaikan orang dari mengingat Allah.

Imam al-Gazali, seorang ulama besar dan terkenal juga membagi zuhud atas tiga bagian sebagai berikut.
  1. Meninggalkan sesuatu karena menginginkan sesuatu yang lebih baik.
  2. Meninggalkan keduniaan karena mengharap sesuatu yang bersifat keakhiratan.
  3. Meninggalkan segala sesuatu selain Allah swt karena rasa cintanya hanya tertuju kepada Allah.

Dari pembagian yang dikemukakan oleh Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi dan Imam al-Gazali, terlihat bahwa pokok persoalan terletak pada pandangan bahwa harta benda adalah sesuatu yang harus dihindari. Oleh karena harta benda dianggap dapat memalingkan hati dari mengingat tujuan perjalanan sufi, yaitu Allah swt.

Bagi sufi, dunia ini tidak mempunyai nilai hakiki karena ia bersifat sementara dan tidak kekal. Artinya, yang betulbetul mengandung nilai hanyalah surga di akhirat. Surga ini pun belum mempunyai nilai yang hakiki. Nilai yang hakiki hanya ada pada zat nilai itu berasal, yaitu Allah swt.

Oleh karena itu, para sufi memasrahkan segenap harapannya kepada Allah dan tidak mementingkan dunia ini karena bagi mereka dunia penuh tipu daya. Inilah makna zuhud menurut para sufi. Sikap zuhud ini tidaklah semata perilaku sufi. Kaum muslimin secara umum pun perlu menerapkan sikap ini.


Ayat dan Hadits yang Berhubungan dengan Perilaku Zuhud

  • Surah al-Ankabut ayat 64
وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ - 29:64

Artinya: “Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (Q.S. Al-‘Ankabut [29]:64)

  • Surah al-Hadid ayat 23
لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ - 57:2
Artinya: Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. (Q.S.al-Hadid [57]:23)

  • Surah al-Qashash ayat 77
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ - 28:77
Artinya: "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." (Q.S. al-Qashash [28]:77)

Sabda Rasulullah SAW

Hadis tentang perilaku zuhud
Artinya:
Dari Abu Hurairah radaiallahu ‘anhu, dia berkata: "Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: "Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya." (Hadits Hasan, diriwayatkan Tirmizi dan lainnya, Hadits Arbain An-Nawawiyah:12)

Hadis zuhud - hadis tentang perilaku zuhud
Hadis Rasulullah saw yang artinya:
"Orang beriman makan dengan satu usus, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus". (H.R. al-Bukhari dan Muslim.)

Zuhud bukan berarti semata-mata tidak mau memiliki harta dan tidak suka mengenyam nikmat duniawi. Akan tetapi, zuhud sebenarnya adalah kondisi mental yang tidak mau terpengaruh oleh harta dan kesenangan duniawi dalam mengabdikan diri kepada Allah swt.

Dengan demikian, walaupun Nabi Sulaiman atau Usman bin Affan kaya raya, mereka tetap sebagai orang yang zuhud dan hidup dalam keadaan zuhud. Mereka tidak terpengaruh oleh kekayaan yang dimiliki dalam mengabdikan diri kepada Allah swt.

Inilah pemahaman makna zuhud yang disepakati oleh para ulama. Harta benda tidak dilarang untuk dimiliki, tetapi harta tersebut tidak boleh mempengaruhi atau memperbudak seseorang dalam mengabdikan dirinya kepada Allah swt.

Cara Menerapkan Perilaku Zuhud

Para sahabat rasul juga berperilaku zuhud. Abu Bakar as-Siddiq adalah sahabat yang membuang jauh dunia untuk menghadapkan diri sepenuhnya kepada Allah swt. Dalam kurun waktu enam tahun, Abu Bakar tidak menambah satu pun baju. Umar bin Khattab juga berperilaku zuhud dalam kehidupannya.

Ketika diangkat menjadi khalifah, Umar bin Khattab berpidato di depan rakyat. Umar memakai celana atau sarung dengan tambalan di dua belas tempat. Baju yang dipakai Umar telah ditambal di empat tempat. Umar tidak memiliki pakaian ganti sehingga beliau memakai pakaian tersebut.

Perilaku zuhud juga dapat dilihat pada kehidupan Usman bin Affan. Usman adalah seorang sahabat yang mencintai Al-Qur’an. Siang hari Usman berpuasa dan pada malam hari waktunya dihabiskan untuk menunaikan salat. Kezuhudan Usman juga dapat dilihat dari kebiasaannya memberi makanan yang lezat kepada fakir miskin dan kaum muslimin. Sementara itu, Usman hanya mengonsumsi cuka dan minyak. Padahal kita tahu bahwa Usman adalah saudagar yang kaya raya. Usman dapat hidup bermewah-mewahan. Akan tetapi, beliau lebih memilih hidup dalam kezuhudan.

Perilaku zuhud juga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap tidak menganggap penting dunia dan mementingkan akhirat merupakan wujud perilaku zuhud. Perilaku zuhud yang dijalankan bukan alasan untuk bermalas-malasan belajar dan menuntut ilmu. Perilaku zuhud hendaknya mendorongmu belajar lebih giat karena ilmu dapat mengantarkanmu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tanpa ilmu seseorang sulit untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Penerapan perilaku zuhud dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan ketenteraman. Perilaku zuhud menyebabkan tidak lagi ada yang memamerkan harta benda yang dititipkan kepadanya. Hal ini karena sikap seorang zuhud yang tidak akan membiarkan harta benda berlama-lama dalam genggamannya. Ia akan segera menyalurkan harta tersebut kepada mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, tidak ada waktu untuk memamerkan harta benda. Selain itu, kesenjangan yang ada antara si kaya dan miskin dapat berkurang atau hilang.

Lawan dari Sifat Zuhud

Kebalikan dari sikap zuhud adalah sifat materialistis materi, dunia, dan harta benda adalah segala-galanya. Orang yang yang memiliki sifat materialistis artinya mempertimbangkan segala sesuatu hanya dari segi materi. Mereka menilai orang lain dengan ukuran materi, menilai diri sendiri juga dengan materi.

Kebanyakan orang, karena terdorong nafsu setan maka kehidupanya hanya disibukkan untuk mencari kepuasan dunia. Bahkan terkadang banyak orang menjadi lupa terhadap dirinya sendiri karena mengejar dan mencari kebutuhan hidup dan mendewakan harta atau materi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Arti Zuhud (Pengertian, Contoh, Ciri, Manfaat, Tingkatan Perilaku Zuhud)"

Posting Komentar