Contoh Puisi karya Taufiq Ismail, Zawawi Imran, Amir Hamzah, dan Sutarji

Contoh Puisi karya Taufiq Ismail

Kembalikan Indonesia Padaku
Kepada Kang Ilen
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,

Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt, sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,

hari depan Indonesia adalah Pulau Jawa yang tenggelam karena seratus juta penduduknya,

kembalikan
Indonesia
padaku

Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 watt,

Hari depan Indoenesia adalah Pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam lantaran berat badannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,

Hari depan Indonesia adalah dua ratus mulut yang menganga, dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 watt, sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam dan membawa seratus juta bola lampu 15 watt ke dasar lautan,

Kembalikan
Indonesia
padaku

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam karena seratus juta penduduknya,

Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt, sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

Kembalikan
Indonesia
Padaku


Contoh Puisi karya D. Zawawi Imran

Desaku
Di jembatan ini kedengar bisik sejarah
Aku tak tahu, siang ini manakah yang lebih berkobar
mataharikah atau darahku
yang menderaskan makna air sungai
sebelum tiba di gerbang muara?

Selamat datang, tamu dari kota!
Jangan terkejut menjabat tanganku kasar
lantaran setiap hari mengolah zaman
Nanti sore kuantar engkau ke kebun
Nikmatilah buah-buahan yang ranum bersama mimpiku

Inilah sawahku, daunan kungkung sedang menghijau
Kecebong dan lele mondar mandir
di sela semanggi dan batang padi
Di sini kupetik sejuta kasih sayang, dan kutaburkan
ke mana bulan ’ngusapkan tangan

Seekor bangau hinggap di punggung kerbau
seakan mengajar kita dengan hakikat persahabatan
Kalau nanti hasil panen kuantar ke kota
yang kuminta padamu bukan tanda penghargaan
Namun setangkai bunga putih pengertian

Dari jembatan ini kulihat rahmat yang bermekaran
keemasan di hamparan tanah sejarah
Kulecut betis sukmaku
Disambut gemuruh di ubun mega;
Senyum hari depan yang huragu
Rogojampi 1967


Contoh Puisi karya Amir Hamzah

Buah Rindu
Dikau sambur limbur pada senja
Dikau alkamar purnama raya
Asalkan kanda bergurau senda
Dengan adinda tajuk mahkota.

Di tuan rama-rama melayang
Di dinda dendang sayang
Asalkan kanda selang-menyelang
Melihat adinda kekasih abang.

Ibu, seruku laksana pemburu
Memikat perkutut di pohon ru
Sepantun swara laguan rindu
Menangisi kelana berhati mutu.

Kelana jauh duduk merantau
Dibalik gunung dewata hijau
Diseberang laut cermin silau
Tanah Jawa mahkota pulau...

Buah kenanganku entah kemana
Lalu mengembara kesini sana
Haram berkata sepatah jua
Ia lalu meninggalkan beta.

Ibu, lihatlah anakmu muda belia
Setiap waktu sepanjang masa
Duduk termenung berhati duka
Laksana Asmara kehilangan seroja.

Bunda waktu melahirkan beta
Pada subuh kembang cempaka
Adakah ibu menaruh sangka
Bahwa begini peminta anakda?

Wah kalau begini naga-naganya
Kayu basah dimakan api
Aduh kalau begini laku rupanya
Tentulah badan lakaslah fani.


Contoh Puisi karya Sutarji Calzoum Bachri

Sejak
sejak kapan sungai dipanggil sungai
sejak kapan tanah dipanggil tanah
sejak kapan derai dipanggil derai
sejak kapan resah dipanggil resah
sejak kapan kapan dipanggil kapan
sejak kapan kapan dipanggil lalu
sejak kapan akan dipanggil akan
sejak kapan akan dipanggil rindu
sejak kapan ya dipanggil tak
sejak kapan tak dipanggil mau
sejak kapan tuhan dipanggil tak
sejak kapan tak dipanggil rindu?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Puisi karya Taufiq Ismail, Zawawi Imran, Amir Hamzah, dan Sutarji"

Posting Komentar