Tawakal adalah | Pengertian, Manfaat, 11 Hikmah Tawakal, Ayat Tawakal, & Contoh Tawakal

Apa itu tawakal?

Tawakal artinya adalah berserah diri kepada Allah swt atas hasil usaha kita setelah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdo’a. Contohnya akan menghadapi ulangan kamu sudah belajar dengan sungguh-sungguh dan mengerjakan soal-soal dengan cermat dan teliti. Setelah itu, kamu pasrah dan menyerahkan keputusan atas hasil usaha kamu kepada Allah swt.

Pengertian Tawakal Menurut Bahasa dan Istilah

Kata tawakal menurut bahasa berasal dari kata bahasa Arab wakala yang artinya menyerahkan, memercayakan, atau mewakilkan urusan kepada orang lain.
Menurut istilah adalah menyerahkan diri kepada Allah swt setelah berusaha.

Pengertian tawakal adalah penyerahan segala perkara, ikhtiar, dan usaha yang telah dilakukan kepada Allah swt serta berserah diri sepenuhnya kepada-Nya untuk mendapatkan kemaslahatan atau menolak kemudaratan. (Ensiklopedi Islam 5. 1994: halaman 97)

tawakal adalah - pengertian tawakal - gambar tawakal

11 Hikmah Tawakal

Hikmah mempunyai perilaku tawakal, antara lain sebagai berikut:
  1. Mendorong seseorang untuk bersikap optimis dan percaya diri.
  2. Tidak mudah berputus asa dalam berusaha.
  3. Membuat seseorang akan mensyukuri nikmat Allah swt. yang diterimanya.
  4. Tidak bersikap sombong jika berhasil meraih yang diinginkan.
  5. Menjadikan hati merasa tenang dan tenteram.
  6. Meningkatkan iman seseorang dengan mematuhi apa yang diperintah Allah swt.
  7. Mendidik seseorang untuk berhati-hati dan mawas diri, bahwa segala kegiatan dan perbuatan kita diawasi dan diberi balasan sesuai nilai baik dan buruknya.
  8. Menjadikan hidup bersih, jauh dari hal-hal yang subhat dan haram.
  9. Menghindarkan seseorang dari sifat tamak, rakus, dan ambisius.
  10. Menghindarkan seseorang dari perbudakan dunia.
  11. Menjadikan hidup sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan hidup.

Manfaat Tawakal

Sebagai salah satu sifat terpuji tawakal memiliki keutamaan dan manfaat bagi siapa saja yang memilikinya. Keutamaan dan manfaat perilaku tawakal sebagai berikut.

Keutamaan yang terpenting dari tawakal adalah jika seorang mukmin telah bertawakal dan berserah diri kepada Allah, akan datang kepadanya sifat aziz (mulia dan terhormat) dari Allah swt. Ia tidak takut lagi menghadapi maut. Selain itu, terlimpahlah kepadanya pengetahuan Allah swt. Dengan demikian, ia memperoleh berbagai ilham dari Allah untuk mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Orang yang bertawakal kepada Allah swt. tidak akan berkeluh kesah dan gelisah. Hatinya akan selalu dalam keadaan tenang, tenteram, dan gembira. Jika memperoleh nikmat dan karunia dari Allah swt, ia akan bersyukur dan jika mendapat musibah ia akan bersabar. Ia menyerahkan semua keputusan bahkan hidup matinya hanya kepada Allah.
Orang yang tawakal memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan berani menghadapi setiap persoalan. Ia yakin bahwa Allah akan selalu memberikan pertolongan, menganugerahkan rezeki, dan melindungi hidupnya. Orang yang tawakal yakin bahwa tidak seorang pun dapat berbuat dan menghasilkan sesuatu tanpa izin dan kehendak Allah, baik berupa hal-hal yang bermanfaat maupun yang mendatangkan bahaya.

Contoh Perilaku Tawakal

Perhatikan contoh perilaku tawakal berikut ini!
Pak Ahmad, ayah Zaki, sudah lama sakit-sakitan. Suatu hari pernah dibawa berobat ke dokter Puskesmas dan disarankan untuk opname di rumah sakit besar karena peralatannya lebih lengkap. Pak Ahmad pun menuruti saran dokter di Puskesmas itu.

Setelah diopname seminggu lamanya, tidak ada perubahan yang berarti pada penyakit Pak Ahmad. Dengan pertimbangan biaya yang semakin banyak, akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa Pak Ahmad pulang dan dirawat seadanya.

Melihat kondisi ayahnya yang semakin hari semakin lemah, Zaki tidak tega. Ia hanya bisa berdoa kepada Allah swt agar ayahnya segera diberi kesembuhan. Zaki dan keluarga hanya bisa berpasrah diri dengan sepenuh hati akan kehendak Allah swt. Itulah contoh sikap tawakal.


Contoh lain perilaku tawakal dapat dilihat dalam uraian berikut.

Untuk menghadapi ujian sekolah kamu sejak jauh-jauh hari mempersiapkannya dengan giat belajar. Bahkan, setiap sepertiga malam akhir, kamu pun tidak lupa mengerjakan salat tahajud.

Apakah kedua aktivitas ini telah cukup?
Selain berusaha dan berikhtiar, kamu masih perlu bertawakal, yaitu dengan berserah diri kepada Allah untuk mendapatkan kemaslahatan dan ketentuan yang terbaik dari-Nya. Kamu menyerahkan sepenuhnya kepada Allah dan menerima semua kemungkinan hasil yang diperoleh.


Macam-Macam Tawakal

Sifat tawakal jika dilihat dari segi objeknya dapat dibagi ke dalam dua macam kelompok sebagai berikut.

a. Tawakal kepada Allah swt Semata

Maksud tawakal ini adalah menyerahkan diri dan segala urusan hanya kepada Allah. Tawakal seperti ini adalah tawakal yang diperintahkan oleh Allah dan mesti diterapkan oleh setiap muslim. Perintah tawakal seperti di atas banyak ditemui dalam Al-Qur’an, antara lain ayat yang artinya, "Katakanlah (Muhammad), "Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman." (Q.S. at-Taubah [9]: 51

Berdasarkan ayat di atas para ulama sepakat mengatakan bahwa hukum tawakal dalam arti menyerahkan diri dan urusan hanya kepada Allah swt. adalah wajib. Oleh karena dengan tawakal hanya kepada Allah, iman menjadi sempurna, sedangkan menyempurnakan iman adalah kewajiban setiap mukmin.

b. Tawakal kepada Selain Allah swt

Tawakal dalam bentuk kedua ini dibagi menjadi dua macam.
Pertama, tawakal kepada selain Allah dalam halhal yang menjadi urusan Allah. Misalnya, menyerahkan urusan rezeki dan syafaat (pertolongan) kepada arwah para kiai dan guru yang sudah wafat atau patung berhala. Tawakal seperti ini hukumnya haram karena termasuk dalam kategori syirik besar (syirik akbar).

Kedua, tawakal kepada selain Allah dalam hal-hal yang termasuk urusan manusia. Misalnya, menyerahkan masalah keamanan, perekonomian, dan kesehatan kepada orang lain tanpa mengaitkannya kepada Allah swt. Tawakal seperti ini dibolehkan jika tidak sepenuhnya menyerahkan urusan itu kepada manusia. Selain berusaha, tetap bertawakal kepada Allah yang dapat memberi petunjuk dan kemudahan untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Dengan demikian, berhasil tidaknya urusan itu tidak terlepas dari kehendak Allah swt.

Ayat Al-Quran tentang Tawakal

Tawakal dalam Surat An-Nisa ayat 81

وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِندِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِّنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ ۖ وَاللَّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ ۖ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا - 4:8

Artinya:
Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: “(Kewajiban Kami hanyalah) taat” tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung. (Q.S. An-Nisa [4]:81)

Bertawakal itu merupakan tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau dalam perjuangan

Tawakal dalam Surat At-Taubah ayat 51

قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ - 9:51

Artinya:
"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orangorang yang beriman harus bertawakal." (QS. At Taubah [9]:51)

Tawakal dalam Surat At-Talaq ayat 3

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا - 65:3

Artinya:
"Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangkasangkanya. Dan Barang-siapa yang bertawakkal kepada Allah swt. niscaya Allah swt. akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah swt. melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". (Q.S. AtTalaq [65]:3)

Tawakal dalam surat Ali Imran ayat 159

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ - 3:159

Artinya:
. . . Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal. . . .” (Q.S. Ali Imran [3]:159)


Banyak orang yang telah berusaha dengan perhitungan yang matang, persiapan yang maksimal tetapi kehendak Allah swt. lain. Akan tetapi, ia tetap tidak bisa meraih apa yang direncanakan. Sebagai seorang muslim harus mempunyai perilaku tawakal. Dengan tawakal kita tidak mudah berperilaku putus asa.

Setelah berusaha dan berikhtiar untuk mencapai tujuan yang kita harapkan kemudian kita menyerahkan apa yang akan terjadi kepada Allah swt. Di dalam kita menyerahkan diri kepada Allah swt., maka tertanam pula dalam diri kita perilaku untuk berpegang teguh kepada Allah swt. Karena itu, orang yang bertawakal senantiasa berserah diri dan berpegang teguh kepada Allah swt.


Cara Menerapkan Tawakal dalam Kehidupan

Bertawakal merupakan tumpuan terakhir dalam suatu usaha. Apabila menghadapi bahaya, kita harus bersabar. Kita berani menghadapi untuk mempertahankan kehormatan diri. Bila mempertahankan diri tidak sanggup, kita harus mengelak dan inilah yang dinamakan tawakal. Apabila bahaya itu kita serahkan begitu saja kepada Allah swt. tanpa berusaha untuk mengelak, maka yang demikian bukan dinamakan tawakal.

Pada zaman Rasulullah saw. ada seorang Badui yang hendak menunaikan salat di masjid. Ia mengendarai unta. Setibanya di masjid, ia melepaskan untanya begitu saja tanpa diikat. Ada seorang sahabat yang mengingatkannya agar mengikat unta yang dibawanya. Akan tetapi, si Badui menjawab bahwa ia telah bertawakal kepada Allah swt. atas apa yang terjadi terhadap untanya.

Mendengar hal ini Rasulullah saw. memerintahkan si Badui agar mengikat unta miliknya baru bertawakal kepada Allah. Demikianlah, Rasulullah saw. memerintahkan kepada si Badui agar mengikat untanya kemudian bertawakal. Berusaha dan bertawakal merupakan kewajiban setiap muslim. Iman seseorang tidak sempurna jika dalam kehidupannya ia belum bertawakal. Manusia diperintahkan untuk berusaha sebaik mungkin, Allah swt yang menentukan.

Allah dan rasul-Nya memuji orang-orang yang bertawakal dengan disertai usaha. Berdasarkan hal ini dapat dijelaskan Allah dan rasul-Nya memuji orang-orang yang bertawakal dengan disertai usaha. Berdasarkan hal ini dapat dijelaskan bahwa orang yang bertawakal harus melakukan empat hal sebagai berikut.
  1. Berusaha memperoleh sesuatu yang dapat memberi manfaat kepadanya.
  2. Menjadikan sesuatu yang dimilikinya selalu bermanfaat.
  3. Berusaha menolak dan menghindarkan diri dari hal-hal yang akan menimbulkan bahaya dan bencana.
  4. Berusaha menghilangkan mudarat (bahaya) yang menimpa dirinya.

Tawakal adalah penyerahan diri dan segala keputusan sepenuhnya kepada Allah swt. Namun begitu, tidak berarti orang yang bertawakal sama sekali tidak melakukan usaha dan ikhtiar. Usaha dan ikhtiar itu harus tetap dilakukan, sedangkan hasil akhirnya diserahkan kepada Allah swt. Inilah penerapan tawakal yang benar yang diajarkan oleh syariat.

Ketika bercita-cita atau mengharapkan sesuatu, hal pertama yang harus kita lakukan adalah melakukan usaha yang dapat membuat cita-cita dan harapan tersebut terkabul. Bentuk usaha tersebut adalah membuat perencanaan kemudian melaksanakannya. Jika hal ini tidak dilakukan kemudian tiba-tiba bertawakal, orang seperti ini oleh Imam al-Gazali dinamakan orang yang tidak memahami agama. Hukumnya haram dalam Islam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tawakal adalah | Pengertian, Manfaat, 11 Hikmah Tawakal, Ayat Tawakal, & Contoh Tawakal"

Posting Komentar