6 Kegunaan / Fungsi Sejarah (Fungsi Sejarah Menurut Wiriatmaja & Kuntowijoyo | Fungsi Sejarah Bagi Pelajar/Siswa)

Sejarah dalam kehidupan manusia begitu penting. Hal ini diungkapkan Gotthold Tphraim seorang kritikus dari Jerman bahwa tanpa sejarah, setiap jam kita akan diancam bahaya diperdayakan oleh pembual-pembual bodoh, yang tidak jarang memuji sebagai penemuan-penemuan apa yang telah diketahui dan diyakini oleh manusia beribu-ribu tahun yang lalu.

Fungsi-fungsi sejarah, yaitu sebagai berikut:
1) Fungsi rekreatif, yaitu sejarah sebagai pendidikan keindahan, sebagai pesona perlawatan. Hanya pada fungsi rekreatif ini menekankan pada upaya untuk menumbuhkan rasa senang untuk belajar dan menulis sejarah. Kalau yang dipelajari berkait dengan sejarah naratif dan isi kisahnya mengandung hal-hal yang terkait dengan keindahan, dengan romantisme, maka akan melahirkan kesenangan astetis. Tanpa beranjak dari tempat duduk, seseorang yang mempelajari sejarah dapat menikmati bagaimana kondisi saat itu. Jadi, seolah-olah seseorang tadi sedang berekreasi ke suasana yang lalu.
6 Kegunaan Fungsi Sejarah - Fungsi Rekreatif - 6 Kegunaan / Fungsi Sejarah (Fungsi Sejarah Menurut Wiriatmaja & Kuntowijoyo | Fungsi Sejarah Bagi Pelajar/Siswa)
    Rekreatif bukan hanya dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat peninggalan sejarah. Guna rekreaktif dapat pula dirasakan dalam memahami karya sastra yang memiliki nilai kesejarahan. Ada beberapa karya sastra yang mungkin fakta sejarahnya masih diragukan, tetapi dalam karya sastra itu memberikan suatu gambaran bagaimana situasi zaman pada saat itu. Kemampuan berimajinasi bagi penulis karya sastra tersebut sangat penting. Begitu juga bagi yang membacanya, pembaca harus memiliki kemampuan imajinasi ketika dia membaca karya sastra sejarah. Ketika dia membaca karya sastra tersebut seolah-olah dia sedang berekreasi memasuki zaman yang diceritakan dalam karya sastra tersebut. Dalam hal ini sejarah menjadi suatu seni, bukan saja sebagai ilmu pengetahuan.
2) Fungsi inspiratif
    Fungsi ini terkait dengan suatu proses untuk memperkuat identitas dan mempertinggi dedikasi sebagai suatu bangsa. Dengan menghayati berbagai peristiwa dan kisah-kisah kepahlawanan, memperhatikan karya-karya besar dari para tokoh, akan memberikan kebanggaan dan makna yang begitu dalam bagi generasi muda. Karena itu, dengan mempelajari sejarah akan dapat mengembangkan inspirasi, imajinasi dan kreativitas generasi yang hidup sekarang dalam rangka hidup berbangsa dan bernegara. Fungsi inspirasi juga dapat dikaitkan dengan sejarah sebagai pendidikan moral. Sebab setelah belajar sejarah, seseorang dapat mengembangkan inspirasi dan berdasarkan keyakinannya dapat menerima atau menolak pelajaran yang terkandung dalam peristiwa sejarah yang dimaksud. Kaitannya dengan fungsi inspiratif, C.P. Hill juga menambahkan bahwa belajar sejarah dapat menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap perjuangan dan pemikiran serta karya-karya tokoh pendahulu.
6 Kegunaan Fungsi Sejarah - Fungsi inspiratif
    Sejarah banyak menghasilkan berbagai karya, baik karya seni maupun karya sastra. Karya-karya tersebut banyak memberikan inspirasi bagi seniman untuk berkreasi dalam menciptakan karya-karyanya. Bahkan karya-karya seni pada masa lalu tidak sedikit yang memiliki nilai seni yang sangat tinggi, sulit untuk dicapainya pada zaman sekarang. Karya seni tersebut dapat menjadi suatu peradaban. Di Indonesia banyak sekali peninggalan-peninggalan yang memiliki karya seni yang bernilai tinggi. Misalnya candi-candi yang dibangun oleh para raja.
    Karya seni pada masa lalu di samping memiliki nilai seni yang tinggi juga menunjukkan kemampuan teknologi yang sudah maju pada zamannya. Misalnya, Candi Borobudur merupakan sebuah bangunan monumental yang memiliki nilai seni sangat tinggi. Kamu dapat membayangkan bagaimana masyarakat saat itu menumpukkan batu-batu dengan tidak dilem (pakai semen) seperti sekarang ini dapat berdiri dengan megah hingga ratusan tahun. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi pembangunan mereka saat itu begitu tinggi. Relief-relief yang diukir begitu rapinya pada tumpukan batu-batu. Kemampuan teknologi bangunan dalam Candi Borobudur dapat memberikan inspirasi bagi para ahli bangunan bagaimana membuat bangunan yang lebih kokoh. Bahkan relief-relief yang ada di Candi Borobudur pun dapat memberikan inspirasi bagi pengembangan seni rupa.
3) Fungsi instruktif
    Yaitu sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini sejarah dapat berperan dalam upaya penyampaian pengetahuan dan keterampilan kepada subjek belajar. Fungsi ini sebenarnya banyak dijumpai, tetapi nampaknya kurang dirasakan, atau kurang disadari, karena umumnya terintegrasi dengan bahan pelajaran teknis yang bersangkutan.
4) Fungsi edukatif 
    Maksudnya adalah bahwa sejarah dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi setiap manusia. Sejarah juga mengajarkan tentang contoh yang sudah terjadi agar seseorang menjadi arif, sebagai petunjuk dalam berperilaku.
fungsi sejarah berifat edukatif - 6 Kegunaan Fungsi Sejarah
    Edukatif berarti nilai-nilai yang mengandung unsur pendidikan. Orang sering berkata “Belajar dari sejarah”, “Belajarlah dari masa lalu”. Dalam ungkapan tersebut terkandung arti bahwa sejarah memiliki kegunaan yang dapat mendidik kita. Apa yang terjadi pada masa lalu harus menjadi pelajaran buat kita, orang sering menyatakan “ambillah hikmahnya”. Hikmah dapat diambil dari apa yang pernah terjadi dalam diri kita. Peristiwa yang terjadi pada masa lalu memiliki nilai-nilai yang sangat berharga bagi kehidupan kita saat ini. Beberapa nilai yang bisa kita ambil dari peristiwa-peristiwa sejarah, seperti kebenaran, keadilan, kejujuran, kearifan, keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi, sejarah banyak memberikan pengajaran moral.
    Nilai-nilai edukatif yang kita pegang dari nilai-nilai sejarah, tidaklah berarti kita harus mengkultuskan masa lalu. Kita tetap saja harus bersikap kritis terhadap peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Sikap kekritisan itulah justru yang dapat mendorong kita untuk mengambil nilai-nilai apa yang dapat kita kembangkan dalam konteks kehidupan saat ini. Janganlah sampai kita melupakan sejarah. Bung Karno pernah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati sejarahnya. Masa lalu harus menjadi pelajaran dalam menatap hari esok yang lebih baik. Sejarah adalah guru kehidupan, sebagaimana pepatah yang menyatakan “Historia magistra vitae”.
5) Pendidikan politik
    Nilai-nilai politik sangat kentara dalam penulisan sejarah, terutama sejarah yang ditulis oleh pemerintah atau penulisan sejarah yang merujuk kepada kepentingan pemerintah. Penulisan sejarah seperti ini sangat nampak dalam buku-buku teks pelajaran sejarah yang ada di sekolah. Mengapa demikian?
Sebab, pelajaran sejarah yang diberikan di sekolah harus merujuk kepada kurikulum yang berlaku. Adapun kurikulum pada dasarnya merupakan produk kebijakan politik pemerintah dalam pendidikan. Dengan demikian, sejarah yang diajarkan di sekolah memiliki misi dalam rangka pendidikan politik. Misi penting dalam pengajaran sejarah di sekolah di antaranya adalah menciptakan warga negara yang baik. Salah satu ciri penting dari warga negara yang baik adalah warga negara yang selalu tunduk dan taat terhadap peraturan negara. Ketundukan dan kepatuhan ini dapat dibangun dengan cara menanamkansemangat kebangsaan dan rasa memiliki terhadap bangsanya. Pengajaran sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam membangun nasionalisme.
    Nasionalisme yang diterapkan kepada siswa pada dasarnya merupakan bentuk pendidikan politik dari negara kepada warganya. Setiap bangsa memiliki kepentingan untuk menulis sejarahnya. Seperti juga bangsa Indonesia, kita belajar sejarah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Pendidikan Menengah. Pemerintah memiliki kepentingan terhadap pendidikan sejarah di sekolah. Mengapa sejarah dianggap penting diberikan kepada siswa-siswa di sekolah? Dengan belajar sejarah, para siswa diharapkan memiliki kecintaan terhadap tanah airnya, memiliki jiwa nasionalisme. Kecintaan kepada bangsa diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap bangsanya. Para siswa diharapkan menjadi warga negara yang baik. Menjadi warga negara yang baik merupakan bagian dari pendidikan politik oleh pemerintah terhadap warga negaranya.
6. Pendidikan masa depan
    Dapatkah sejarah mempelajari masa depan? Sudah barang tentu dapat. Mengapa sejarah dapat mempelajari masa depan? Sebab, sejarah adalah suatu studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Waktu dalam pengertian sejarah dapat berupa sebuah garis yang lurus ke depan. Garis tersebut dapat menunjukkan adanya kesinambungan. Kesinambungan waktu yang dimaksud adalah kesinambungan antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Masa lalu sangat menentukan masa sekarang, dan masa sekarang sangat menentukan masa yang akan datang.
    Kesinambungan waktu dalam sejarah dapat kita contohkan terhadap apa yang terjadi pada diri kita. Misalnya sekarang kita duduk di bangku SMA. Keberadaan kita sekarang di SMA ini sebenarnya tidak lepas dari apa yang kita lakukan pada masa lalu, yaitu ketika kita di SMP atau di SD. Apabila kita ketika di SMP-nya belajar dengan rajin dan serius maka ketika kita duduk di SMA tidak menutup kemungkinan prestasi kita menjadi lebih baik lagi. Begitu pula halnya dalam melihat masa depan kita. Apabila kita ketika di SMA-nya malas, maka tidak menutup kemungkinan masa depan kita menjadi kurang baik. Kerajinan dan keuletan kita belajar sekarang di SMA sangat menentukan hidup kita pada masa yang akan datang.
 
Wiriatmadja menyatakan sejarah berfungsi untuk membangkitkan kesadaran dalam kaitannya dengan kehidupan bersama dalam komunitas yang lebih besar, sehingga tumbuh kesadaran kolektif dalam memiliki kebersamaan dalam sejarah. Proses pengenalan diri inilah yang merupakan titik awal dari timbulnya rasa harga diri, kebersamaan, dan keterikatan (sense of solidarity), rasa keterpautan dan rasa memiliki (sense of belonging), kemudian rasa bangga (sense of pride) terhadap bangsa dan tanah air sendiri.

    Kuntowijojo mengatakan bahwa fungsi sejarah dapat dibagi menjadi dua yakni fungsi instrinsik dan fungsi ekstrinsik. Fungsi instrinsik, yakni kegunaan dari dalam yang nampak terkait dengan keilmuan dan pembinaan profesi kesejarahan. Misalnya, sejarah sebagai kisah atau peristiwa. Sejarah dapat juga digunakan untuk memahami eksistensi masa lampau. Setelah memahami eksistensi masa lampau seseorang dapat melestarikan tetapi sebaliknya bisa menolak. Di samping itu, sejarah juga sebagai profesi. Maksudnya dengan sejarah dapat digunakan untuk mengembangkan profesi, seperti dengan menulis sejarah, mengembangkan organisasi profesi sejarawan. Sedang fungsi ekstrinsik terkait dengan proses penanaman nilai, proses pendidikan, liberal education
    Misalnya sejarah sebagai pendidikan moral. Dengan peristiwa sejarah seseorang akan mendapatkan pelajaran baik-buruk, benar-salah, berhak-tidak berhak, merdeka-terjajah. Sejarah sebagai pendidikan penalaran. Maksudnya dengan sejarah seseorang akan berlatih berpikir kritis, berpikir sebab-akibat dengan mengingat multifaktor. Sejarah dapat menjadi pendidikan politik. Maksudnya setiap orang setelah memahami peristiwa sejarah diharapkan berperilaku yang cocok dengan program politik negara demokratis.

Fungsi Sejarah sebagai Ilmu
    Menurut Ismaun mengatakan bahwa fungsi sejarah sebagai ilmu pada umumnya dapat dibedakan:
a. Fungsi Ilmiah (teoretis), ialah sama dengan fungsi ilmu pada umumnya. Menurut Betrand Russel ada dua fungsi, yaitu:
  • Untuk memungkinkan kita mengetahui atau mengerti sesuatu.
  • Memungkinkan kita untuk melakukan sesuatu.
b. Fungsi Praktis, yakni dari ilmu sejarah diperoleh kegunaan praktis (practical value). Fungsi praktis pengajaran sejarah dapat diartikan secara positif, tetapi juga dapat diartikan secara negatif. Fungsi sejarah pada hakikatnya untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman yang mendalam dan lebih baik tentang masa lampau, untuk dapat memahami masa sekarang serta dalam prospektif masa yang akan datang.

Fungsi Sejarah Bagi Pelajar / Siswa
    Mempelajari sejarah memiliki tujuan agar siswa memperoleh kemampuan berpikir historis dan pemahaman sejarah. Melalui pembelajaran sejarah siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa di tengah-tengah kehidupan masyarakat dunia. Pembelajaran sejarah juga bertujuan agar siswa menyadari adanya keragaman pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya cara pandang yang berbeda tentang masa lampau untuk memahami masa kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapi masa yang akan datang.
Fungsi Sejarah Bagi Pelajar / Siswa
    Sesuai dengan fungsi institusional SMA dan kematangan psikologis siswa, maka tujuan mempelajari sejarah di SMA dapat diarahkan pada kemampuan berpikir kritis, analisis, dan keterampilan prosesual yang didasarkan pada disiplin ilmu sejarah. Dalam jenjang pendidikan ini tujuan utama pembelajaran sejarah bukan lagi untuk menambah keluasan pengetahuan tentang berbagai peristiwa yang terjadi, tetapi justru untuk mendalami peristiwa tertentu. Artinya, tujuan pendidikan sejarah di SMA itu sudah dapat diarahkan kepada tujuan pendidikan sejarah sebagai disiplin ilmu. Di samping tujuan yang diutamakan di atas, pada tingkat pendidikan manapun kurikulum sejarah itu sudah harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan apa yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan nyata di sekelilingnya. Kurikulum sejarah di sekolah, dengan demikian, harus mampu memberikan pengalaman kepada siswa untuk menarik pelajaran dari peristiwa sejarah, melihat relevansi dengan peristiwa/kehidupan masa kini, dan dikembangkan untuk kehidupan masa datang. Siswa yang belajar sejarah tidak boleh lagi berada dalam suatu lingkungan asing yang mereka sebut masa lalu, ceritera tentang nenek moyang, ataupun kisah tentang kerajaan tertentu. Dengan tujuan kurikulum yang demikian, maka siswa yang belajar sejarah dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan mereka. Sejarah bukan lagi hanya sekadar sesuatu yang harus dihafalkan, nama yang harus diingat, angka tahun yang harus disebutkan, tetapi juga adalah merupakan suatu kurikulum yang mampu membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
    Melalui proses belajar dari peristiwa sejarah (bukan menghafal fakta) siswa dapat mengambil kehidupan bangsanya secara lebih baik dan mempersiapkan kehidupan pribadi dan bangsanya yang lebih siap dan dalam posisi yang memimpin untuk kehidupan abad ke-21 M.

Baca juga:
 
    Dalam pembelajaran di sekolah, fungsi sejarah adalah untuk memperkenalkan peserta didik kepada pengalaman kolektif dan masa lalu bangsanya. Tanpa sejarah kita tidak mempunyai pengetahuan mengenai siapa kita ini dan bagaimana kita menjadi seperti sekarang ini. Adalah peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam sejarah yang membuat kita tahu apa yang telah dipikirkan, dirasakan, atau diperbuat oleh manusia. Pada gilirannya, orang-orang sesudah kita tidak akan mengetahui keberadaan kita sekarang ini, jika kita tidak meninggalkan catatan-catatan mengenai kehadiran diri kita.
    Kajian sejarah itu penting bukan hanya karena sejarah menceritakan kepada kita tentang diri kita sebagai manusia di dunia, tetapi juga nilainya (value) dalam mengembangkan kemampuan kita berpikir dan melakukan inkuiri. Berdasarkan hal tersebut, mempelajari sejarah mampu mengabadikan pengalaman masyarakat masa lampau yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "6 Kegunaan / Fungsi Sejarah (Fungsi Sejarah Menurut Wiriatmaja & Kuntowijoyo | Fungsi Sejarah Bagi Pelajar/Siswa)"

Posting Komentar