Pengertian Kronologi Sejarah
Kronologi sejarah adalah urutan peristiwa sejarah yang terjadi. Ada tahapan-tahapan yang mengantarkan peristiwa itu terjadi. Berbagai kronologi yang ada dalam sejarah, misalnya kronologi lahirnya kerajaan, keraton, pembrontakan, perang, dan lain-lain.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah kronologi. Kronologi biasanya digunakan dalam melihat suatu peristiwa. Misalkan peristiwa kecelakaan. Untuk mengungkap bagaimana kecelakaan itu terjadi, polisi akan menghubungkan berbagai fakta yang ditemukan dan menganalisa hubungan sebab akibatnya. Fakta-fakta tersebut, kemudian direkonstruksi dalam bentuk kronologi kejadian. Dengan cara seperti ini, maka polisi dapat menemukan apa yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut.
Begitu pula kronologi sejarah. Kronologi sejarah merupakan urutan peristiwa sejarah yang terjadi. Ada tahapan-tahapan yang mengantarkan peristiwa itu terjadi. Berbagai kronologi yang ada dalam sejarah misalnya kronologi lahirnya kerajaan, pemberontakan, perang, dan lain-lain. Kronologi lahirnya sebuah kerajaan misalnya diawali dengan kronologi awal lahirnya kerajaan tersebut.
Contoh Kronologi Sejarah
Contoh kronologi sejarah adalah terbentuknya Kasunanan Surakarta dibawah ini:
- 1558 M - Ki Ageng Pemanahan dihadiahi Hutan Mentaok wilayah yang dinamakan Mataram yang masih kosong oleh Sultan Pajang atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Ki Ageng Pemanahan adalah putra Ki Ageng Ngenis atau cucu Ki Ageng Selo tokoh ulama besar dari Selo kabupaten Grobogan.
- 1577 M - Ki Ageng Pemanahan membangun istananya di Pasargede atau Kotagede. Selama menjadi penguasa Mataram ia tetap setia pada Sultan Pajang.
- 1584 M - Beliau meninggal dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Kotagede. Sultan Pajang kemudian mengangkat Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan sebagai penguasa baru di Mataram. Sutawijaya juga disebut Ngabei Loring Pasar karena rumahnya di sebelah utara pasar. Berbeda dengan ayahnya, Sutawijaya tidak mau tunduk pada Sultan Pajang. Ia ingin memiliki daerah kekuasaan sendiri bahkan ingin menjadi raja di seluruh Pulau Jawa.
- 1588 M - Mataram menjadi kerajaan dengan Sutawijaya sebagai Sultan bergelar Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama. Artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama. dengan wilayah pemerintahan seluruh jawa.
- 1601 M - Panembahan Senapati wafat dan digantikan putranya, Mas Jolang yang kemudian dikenal sebagai Panembahan Seda ing Krapyak.
- 1613 M - Mas Jolang wafat kemudian digantikan oleh Pangeran Arya Martapura. Tetapi karena sering sakit kemudian digantikan oleh kakaknya Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman dan juga terkenal dengan sebutan Prabu Pandita Hanyakrakusuma. Pada masa Sultan Agung kerajaan Mataram mengalami puncak perkembangan pada kehidupan politik, militer, kesenian, kesusastraan, dan keagamaan. Ilmu pengetahuan seperti hukum, filsafat, dan astronomi juga dipelajari.
- 1645 M - Sultan Agung wafat dan digantikan putranya Amangkurat I. Setelah wafatnya Sultan Agung, kerajaan Mataram mengalami kemunduran.
- 1726 M - Keraton Surakarta Hadiningrat dipimpin oleh seorang raja, bernama Sri Susuhunan Paku Buwono II ( PB II ). Pada saat pemerintahan beliaulah terjadi pertentangan dengan Pengeran Mangkunegoro, dan akhirnya pangeran dibuang ke Sri Lanka dan Afrika Selatan. Apa yang terjadi dengan Sang Pangeran tersebut ternyata membuahkan dendam terhadap putranya Sang Pangeran, Raden Mas Sahid.
- 1740 M - Terjadi pemberontakan oleh kaum keturunan Cina, dan pemberontak berhasil menguasai keraton Kartasura, pasukan keraton dan PB II melarikan diri ke Ponorogo. Dengan meminta bantuan VOC, pemberontak berhasil dikalahkan.
- 1745 M - Beliau memerintahkan untuk mencari daerah baru yang bisa dijadikan Pusat pemerintahannya yang baru. Pada akhirnya dipilihlah daerah dusun Sala (Solo), daerah tersebut teletak di sebelah barat sungai paling panjang di pulau jawa yaitu Bengawan Solo, dan pada akhirnya nama daerah tersebut diganti menjadi Surakarta Hadiningrat.
- 1746 M - Pemerintahan PB II banyak menghadapi pemberontakan, diantaranya adalah pemberontakan oleh Pangeran Mangkubumi yang tidak puas atas putusan penyerahan wilayah kepada VOC karena balas budinya menumpas pemberotakan Sunan Kuning. Sementara itu Raden Mas Sahid juga memperhebat perlawanan terhadap prajurit dari PB II. Pangeran Mangkubumi yang kelak di kemudian hari akan bertahta di Yogyakarta, dengan gelar Hamengkubuwono.
- 1749 M - Paku Buwono II wafat, dan kedudukannya digantikan oleh putranya dengan gelar Paku Buwono III (PB III).
- 1755 M - Dilaksanakan Perjanjian Gianti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, Kesultanan Yogyakarta dengan raja bergelar Sultan Hamengku Buwono dan Kesunanan Surakarta dengan raja bergelar Paku Buwana.
- 1757 M - Diadakan perjanjian di Salatiga yang melahirkan ketetapan bahwa Raden Mas Sahid berhak untuk menduduki jabatan Adipadi di Mangkunegaran, dengan gelar Mangkunegaran I. Dengan kata lain, Surakarta juga dibagi menjadi dua bagian yaitu daerah Kasunanan Surakarta dan daerah Mangkunegaran.
Contoh lain adalah penulisan sejarah TNI yang bersifat kronologis
misalnya buku yang berjudul Siliwangi Dari Masa Ke Masa. Buku ini secara
kronologis menampilkan peran Kodam Siliwangi dalam perjuangan bangsa.
Kronologi sejarah Indonesia
Kronologi sejarah Indonesia
- Zaman Prasejarah ......................... Sebelum abad Abad ke-4 M
- Zaman Hindu-Buddha................... Abad ke-4 M–15 M
- Zaman Perkembangan Islam ......... Abad ke-7 M–16 M
- Zaman Penjajahan Belanda........... Abad ke-16–1942
- Zaman Pendudukan Jepang .......... 1942–1945
- Zaman Kemerdekaan ................... Awal 1945
- Zaman Revolusi ............................ 1945–1949
- Zaman Orde Lama ....................... 1949–1966
- Zaman Orde Baru ........................ 1967–1998
- Zaman Reformasi.......................... 1998–Sekarang
Ada kerajaan yang lahir diawali oleh suatu peristiwa perebutan kekuasaan atau pemberontakan. Kelompok yang memenangkan perebutan kekuasaan atau pemberontakan itu akan mendirikan suatu kerajaan baru. Kemudian secara kronologis digambarkan perkembangan kerajaan baru tersebut. Siapa saja yang menjadi raja, peristiwa-peristiwa penting apa saja selama kerajaan itu berdiri, dan bagaimana kerajaan itu berakhir.
Pada masa lalu ada kebiasaan dalam kerajaan-kerajaan, menulis sejarah kerajaannya. Penulisan ini dilakukan oleh pejabat kerajaan yang mencatat peristiwa-peristiwa penting. Hal-hal yang dicatat biasanya lebih banyak menonjolkan hal-hal yang positif dari kerajaan tersebut atau peran dari raja sendiri. Apa yang ditulis tersebut lebih banyak memberikan legitimasi terhadap eksistensi kerajaan. Hal-hal yang dilakukan oleh raja selalu ditafsirkan sebagai suatu tindakan yang benar. Semua tindakan atau perilaku raja seolah-olah tidak ada kesalahannya. Bahkan berdirinya kerajaan tersebut, biasanya ditafsirkan sebagai suatu keharusan dalam rangka menyelamatkan masyarakat tempat di mana kerajaan itu berdiri. Catatan-catatan seperti itulah yang biasanya disebut dengan kronik. Kronik biasanya disusun secara kronologis, artinya peristiwa disusun berdasarkan angka tahun yang berurutan dan saling berkesinambungan.
Pada dinasti-dinasti kuno di Cina banyak mencatat kunjungan utusanutusan dari kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Kunjungan utusan ini dapat berupa adanya hubungan dagang, atau merupakan bentuk pengakuan kepada raja di Cina sebagai kerajaan yang dipertuan dengan memberikan upeti. Misalkan berita dari Dinasti Sung yang menginformasikan tentang Kerajaan Sriwijaya. Menurut berita dari Dinasti Sung, pada tahun 960 M nama raja Sriwijaya yaitu Si-Li Hu-ta-hsia-li-tan dan pada tahun 962 M rajanya yaitu Shih-li Wu-yeh. Pada tahun 988 datang utusan dengan maksud menyampaikan upeti. Pada tahun 992, utusan yang meninggalkan Kanton dua tahun sebelumnya tidak dapat kembali ke negerinya karena negerinya diserbu oleh She-p’o.
Akibatnya, utusan terpaksa berdiam di Kanton selama satu tahun. Pada musim panas tahun 992 utusan itu pergi ke Campa dengan perahu, di sana ia mendapatkan berita yang tidak menyenangkan tentang negerinya. Akhirnya ia kembali ke Cina dan memohon kepada kaisar Cina untuk mengumumkan bahwa San-fo-ch’i berada di bawah perlindungan Cina. Kebiasaan menulis sejarah secara resmi sampai sekarang masih dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu. Di antara lembaga-lembaga tersebut ialah TNI (ABRI). TNI merupakan lembaga yang memiliki perjalanan sejarah yang
sangat panjang dan berperan dalam pembentukan Republik Indonesia. Berbagai peran yang dilakukan oleh TNI dalam kaitannya dengan perjuangan pembentukan bangsa sudah banyak ditulis oleh TNI secara resmi. Dalam perannya, TNI ditampilkan sebagai bagian terdepan dalam perjuangan bangsa.
0 Response to "Pengertian dan Contoh Kronologi Sejarah (Kronologi Kesunanan Surakarta & Kronologi Sejarah Indonesia)"
Posting Komentar