GURINDAM LENGKAP (Contoh Gurindam, Pengertian, Ciri-Ciri, Cara Membaca, Isi Bentuk, Keterkaitan, dan Gurindam 12)

Kata gurindam berasal dari bahasa Tamil (India). Pengertian gurindam adalah karya sastra puisi lama dua seuntai berima a-a yang berisi nasihat atau sindiran. Gurindam merupakan salah satu bentuk puisi lama. Dengan demikian, gurindam tidak jauh berbeda dengan sebuah pantun. Isinya berupa nasihat-nasihat, pepatah, petuah, baik yang berkaitan dengan kehidupan maupun dengan agama. Perbedaan gurindam dengan pantun hanyalah terletak pada persajakan dan jumlah baris. Gurindam terdiri atas dua baris tiap-tiap baitnya, sedangkan pantun berjumlah empat baris dalam tiap bait. Persajakan gurindam adalah a-a, sedangkan persajakan pantun ab-ab.

    Gurindam disebut juga sebagai sajak dua seuntai. Kalimat pada baris pertama selalu menyatakan pikiran atau peristiwa. Kalimat pada baris kedua menyatakan keterangan atau penjelasan apa yang dinyatakan pada kalimat pertama. Pengucapan atau pembacaan gurindam tidak jauh berbeda dengan membaca pantun. Larik atau baris pertama dibacakan dengan intonasi mendatar, sedangkan baris kedua dibacakan dengan intonasi menurun.
    Meskipun terbentuk dalam dua larik, sebenarnya gurindam merupakan satu kalimat (dalam hal ini biasanya berupa kalimat majemuk dengan hubungan seperti sebab-akibat atau syarat-hasil). Larik pertama ”syarat”, sedangkan larik kedua ”jawabnya”. Pada umumnya gurindam dibuat berbait-bait dengan isi bersifat nasihat, mirip dengan pepatah atau peribahasa. Sebenarnya gurindam merupakan satu kalimat (dalam hal ini biasanya berupa kalimat).
 
Contoh gurindam:
Kurang fikir, kurang siasat,
tentu dirimu kelak tersesat. 
Fikir dahulu sebelum berkata,
supaya terelak silang sengketa. 
Siapa menggemari silang sengketa,
kelaknya pasti berdukacita.
Dahulu (seperti halnya pantun, talibun, karmina, dan bidal) gurindam dibuat oleh orang yang tak dikenal (anonim). Ada satu gurindam yang dahulu sangat terkenal karya Raja Ali Haji, yakni Gurindam 12 yang terdiri atas 12 pasal.

Gurindam Dua Belas
    Karya: Raja Haji Ali
1. Ini gurindam fasal yang pertama
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah
barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan tuhan yang bahari
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terperdaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudarat
2. Ini gurindam fasal yang kedua
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
3. Ini gurindam fasal yang ketiga
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fasal yang tiada senonoh
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yany hilang
4. Ini gurindam fasal yang keempat
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela
Cepat hilang akal di kepala
Jika sedikit pun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekong
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
5. Ini gurindam fasal yang kelima
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Jika hendak mengenal orang berilmu
Bertanya belajar tiadalah jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
6. Ini gurindam fasal yang keenam
Cahari olehmu akan istri
Yang boleh menyerahkan diri
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
7. Ini gurindam fasal yang ketujuh
Apabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sahajalah umur
Apabila mendengar akan khabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
8. Ini gurindam fasal kedelapan
Lidah yang suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya khabar
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripada syirik mengaku kuasa
Kejahatan diri sembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban diri hendaklah sangka
9. Ini gurindam fasal yang kesembilan
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah setan tempatnya manja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah setan tempatnya berkuda
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah setan punya jamuan
Adapun orang tua yang hemat
Setan tak suka membuat sahabat
10. Ini gurindam fasal yang kesepuluh
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Dengan istri dan gundik janganlah alpa
Supaya kemaluan jangan menerpa
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
11. Ini gurindam fasal yang kesebelas
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat
Hendak marah
Dahulukan hajat
Hendak dimalui
Hendak melalui
Hendak ramai
Murahkan perangai
12. Ini gurindam fasal yang keduabelas
Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu
Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti

Ciri-ciri gurindam:
  1. setiap bait terdiri atas dua baris
  2. jumlah suku kata dalam setiap larik tidak tetap atau antara 10 – 14
  3. bersajak a-a
  4. hubungan baris 1 dan 2 membentuk kalimat majemuk yang biasanya bersifat sebabakibat.
  5. berisi suatu yang benar atau sindiran sebagaii nasihat
  6. baris satu dan dua merupakan kalimat majemuk

Cara Membaca Gurindam
    Dalam melisankan gurindam, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut;
1. Lafal, yaitu kejelasan pengucapan bunyi bahasa (kata). Untuk mengetahui pelafalan setiap kata, kalian dapat melihatnya dalam kamus bahasa Indonesia.
2. Intonasi, yaitu naik turunnya suara. Intonasi dalam pelisanan gurindam, berkaitan dengan proses melagukan. Kita harus memerhatikan pula tanda jeda atau tanda untuk berhenti sejenak (tanda). Dalam melisankan gurindam, jeda yang digunakan adalah jeda pendek, yaitu berhenti selama satu ketukan.
3. Ekspresi, yaitu gerak mimik muka yang menandakan peralatan. Dalam melisankan gurindam, Anda harus menciptakan suasana santai, tapi menampilkan kesan yang kudus dan khusuk. Sebab, gurindam berisi nasehat yang disampaikan dengan jalan bersenda gurau. Oleh karena itu, gunakan pula suara yang dalam yaitu suara dengan frekuensi rendah.
4. Mimik muka yang perlu ditampilkan adalah mimik muka yang santai tapi serius, sebagaimana saat kamu menasehati teman sebayamu.

Cara Menyimpulkan Isi dan Menjelaskan Bentuk Gurindam
    Seperti yang telah dijelaskan, gurindam merupakan puisi lama yang hanya terdiri dari dua baris dan masing-masing baris memiliki hubungan sebab akibat yang menjelaskan satu makna.
a. Apabila terpelihara lidah,
    niscaya dapat dari padanya faedah.
b. Apabila banyak berkata-kata,
    di situlah jalan masuk dusta.
Bila kita perhatikan kedua gurindam di atas, dapat disimpulkan bahwa isi gurindam mengisyaratkan kepada nasehat, petuah sedangkan bentuknya sangat sederhana karena terdiri dari 2 baris dan bersajak sama.

Keterkaitan Gurindam dengan Kehidupan
    Adanya keterkaitan antara gurindam dengan kehidupan sehari-hari sangatlah wajar, karena gurindam merupakan puisi/karya sastra yang mengambil tema dari kehidupan sehari-hari. Dapat dilihat dalam salah satu pasal berikut ini!
Apabila terpelihara lidah,
niscaya dapat dari padanya faedah.
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Bila kita memahami makna yang terkandung di dalamnya, maka nasihatnasihat di atas sangatlah relevan bila diterapkan dalam kehidupan. Mengapa tidak?
    Banyak dalam kehidupan baik dalam bermasyarakat maupun bernegara, bagi orang yang tidak bisa menjaga lisannya akan menjadi bumerang baginya, hal itu tidak memberikan faedah. Banyak berkata pun akan menimbulkan kepalsuan bila tidak dilaksanakan dengan sebenar-benarnya. Mungkin benar bila menempatkan pada porsinya bahwa “sedikit bicara banyak berkarya.”

Gurindam yang Dihubungkan dengan Konteks
    Gurindam merupakan puisi lama yang tersusun atas dua larik yang bersajak sama. Kedua larik tersebut merupakan sebuah kalimat majemuk yang hubungannya sebagai anak dan induk kalimat serta menjalin makna sebab akibat antarkeduanya.
Coba perhatikan gurindam berikut (salah satu larik pada pasal kesepuluh)!
Dengan Bapa jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi ditempatkan secara berhati-hati dan teliti serta lebih cepat. Kata-kata di atas merupakan rangkaian kata yang langsung menimbulkan makna (eksplisit).
Namun tidak menutup kemungkinan menggunakan kata-kata yang memiliki nilai konotatif yang berupa simbol, seperti gurindam berikut!
Apabila orang yang banyak tidur,
Sia-sia sahajalah umur.
Bila kita perhatikan kata-kata dalam gurindam, diksi (pilihan kata) diambil dari bahasa Melayu karena menang asal gurindam tersebut dari Kepulauan Riau.

Sekilas Mengenai Raja Ali Haji (1809-1870)
    Pujangga besar tanah Melayu pengarang Gurindam Dua Belas (1846) bernama lengkap Raja Ali bin Raja Haji Ahmad, keturunan daeng (raja) bugis yang merebut kekuasaan di Semenanjung Melayu dan Sumatera serta berperan penting dalam pengolahan politik di Kepulauan Melayu pada abad ke-18-19. Ia hidup sezaman dengan penyair Abdullah bin Abdulkadir Musyi.
seniman gurindam raja ali haji
    Raja Ali Haji juga menyusun Kitab Pengetahuan Bahasa I pada awal ke -19. Ini merupakan kamus monolingual pertama di Indonesia. Pada tahun 2004 Raja Ali Haji diberi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah RI.
Sumber: Ensiklopedia Umum untuk Pelajar, 2005.

Bila kita banyak membaca gurindam atau puisi lama lainnya, sangat banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dari mulai nasihat, petuah, sindiran, hiburan dan sebagainya. Nilai-nilai ini sangatlah bermanfaat bagi kehidupan Anda, terutama sebagai generasi muda yang masih banyak membutuhkan nasihat yang bijak agar tidak salah dalam melangkah.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "GURINDAM LENGKAP (Contoh Gurindam, Pengertian, Ciri-Ciri, Cara Membaca, Isi Bentuk, Keterkaitan, dan Gurindam 12)"

Posting Komentar