Aqidah Islam (Pengertian, Dasar Akidah, dan Tujuan Aqidah Islamiyah)

Pengertian Aqidah Islam

Aqidah secara bahasa berasal dari kata (aqada-ya'qidu-aqidatan) yang berarti ikatan,atau perjanjian. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Kata ‘Aqidah’ tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapat dalam Islam, dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar Islam. Sehingga ada istilah Aqidah Islam, Aqidah Nasrani, Aqidah Yahudi, dan Aqidah-Aqidah yang lainnya. Dengan begitu kita juga bisa simpulkan ada Aqidah yang benar atau lurus dan ada Aqidah yang sesat atau salah. Dengan begitu juga, Aqidah Islam (al-Aqidah al-Islamiyah) bisa diartikan sebagai pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap orang yang mengaku dirinya beragama Islam (Muslim).

Berbicara tentang Aqidah, yang paling pertama dan utama adalah konsep ketuhanan, baru kemudian konsep-konsep Aqidah yang lainnya yang sesuai dengan keinginan Allah itu sendiri melalui firman-firmanNya dalam al-Qur'an dan hadis-hadis nabiNya. Ketika seseorang berAqidah Islam,maka pondasi awal untuk membangun Aqidah/keyakinannya adalah keyakinan terhadap Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah, Maha Esa, Pencipta dan Pengatur alam semesta, dan Zat Ghaib yang merupakan sumber dari segala hal, termasukjuga kewajiban menjalankan aturan-aturanNya dalam segala aspek kehidupan baik yang berhubungan dengan ibadah ataupun muamalah yang erat hubungannya dengan interaksi dengan sesama makhluk. Oleh karenanya, misi pertama yang diemban oleh tiap Rasul untuk disampaikan kepada umat manusia adalah konsep ketuhanan ini. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Qs. an-Nahl:36:
Pengertian Aqidah Islam adalah
”Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul)”.(Q.S. an-Nahl:36)
Begitulah, konsep ketuhanan yang harus diyakini oleh seseorang yang mengaku berAqidah Islam, mentauhidkanNya tanpa ada keraguan sedikitpun didalamnya.

Dasar-Dasar Aqidah Islam

Aqidah Islam adalah sesuatu yang bersifat tauqifi, artinya suatu ajaran yang hanya dapat ditetapkan dengan adanya dalil dari Allah dan Rasul-Nya. Maka, sumber ajaran Aqidah Islam adalah terbatas pada al-Qur'an dan Sunnah saja. Karena, tidak ada yang lebih tahu tentang Allah kecuali Allah itu sendiri, kemudian Rasulullah Saw. selaku pengemban wahyu dari Allah Swt. Baru kemudian pendapat pada ulama yang otonitatif yang dinyatakan oleh Rasulullah sebagai pewarisnya.
a. Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah firman Allah Swt. yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw dengan perantara Malaikat Jibril. Melalui al-Qur'an inilah Allah menuangkan firman-firmanNya berkenaan dengan konsep Aqidah yang benar yang harus diyakini dan dijalani secara mutlak dan tidak boleh ditawar oleh semua umat Islam. Di dalam al-Qur'an banyak terdapat ayat-ayat yang berisi tentang tauhid, diantaranya adalah Qs. al-Ikhlas ayat 1-4, dan masih banyak lagi yang lain diantaranya:
  1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
  2. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya.
  3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
  4. Dan tidak ada suatu apapun yang setara dengan Dia.” (Q.S. al-Ikhlas:1-4)

Al-Quran Surah An-Nisa ayat 136 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitabNya, Rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”.(an-Nisa’:136)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang menerangkan tentang Aqidah jika kita mau mengkajinya lebih dalam.

b. Al-Hadis
Hadis ialah segala ucapan, perbuatan, dan takrir (sikap diam) Nabi Muhammad Saw. Islam telah menegaskan bahwa hadis menjadi sumber hukum Islam kedua (setelah Al-Qur'an), baik sumber hukum dalam Aqidah maupun dalam semua persoalan hidup.Hal ini dikarenakan semua yang disandarkan kepada Nabi adalah wahyu dari Allah, bukan sekedar memperturutkan hawa nafsu saja. Sebagaimana firman Allah Swt yang artinya:
“ Dan tidaklah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).(Qs. an-Najm: 3-4)
dan
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah “(Qs. Al-Hasyr:7)
Itulah dasar perintah mengikuti Rosulullah Saw. melalui hadis-hadisnya.

Adapun hadis-hadis yang menjelaskan tentang Aqidah adalah sebagai berikut:
Al-Hadis sebagai Dasar-Dasar Aqidah Islam
Dari Abu Hurairah Ra. berkata; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari bersama dengan para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam yang kemudian bertanya: “Apakah iman itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan kamu beriman kepada Hari Berbangkit”.
(H.R. Bukhari)

Al-Hadis sebagai Dasar Aqidah Islam
Ibnu Numair berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia masuk neraka.” Dan aku berkata, “Saya dan orang yang meninggal dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun (niscaya) masuk surga” (HR. Muslim).

Jika kita cermati beberapa hadis di atas, maka kita akan temui bahwa isinya tidak ada yang menyalahi isi dari al-Qur'an dalam hal ini berkaitan dengan Aqidah yang secara umum disebut dengan keimanan. Hal ini semakin memperkuat keyakinan kita bahwa hadis adalah sumber hukum kedua setelah al-Qur'an yang harus dipedomani oleh umat Islam baik dalam hal Aqidah ataupun yang lainnya. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.

Tujuan Aqidah Islam

Aqidah Islam harus menjadi pedoman bagi setiap Muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini dan menjalankan pokok-pokok kandungan Aqidah Islam tersebut dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat dan mendapatkan rido dari Allah Swt tentunya. Dengan demikian berarti mempelajari pokok-pokok kandungan Aqidah Islam adalah kewajiban bagi umat Islam dengan tujuan seabagi berikut:
1) Mengetahui petunjuk hidup yang benar serta dapat membedakan yang benar dan yang salah.
2) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir.
Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia cenderung mengakui adanya Tuhan. Dengan naluri berketuhanan, manusia berusaha untuk mencari Tuhannya. Kemampuan akal dan ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengenal Tuhan. Dengan Aqidah Islam, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar.

3) Memelihara manusia dari kesyirikan.
Untuk mencegah manusia dari kesyirikan perlu adanya tuntunan yang jelas tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemungkinan manusia terperosok kedalam kesyirikan selalu terbuka, baik syirik jaly (terang-terangan) berupa perbuatan, maupun syirik khafy (tersembunyi) di dalam hati. Dengan mempelajari Aqidah Islam, manusia akan terpelihara dari perbuatan syirik.

4) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau faham-faham yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh Aqidah Islam agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Aqidah Islam (Pengertian, Dasar Akidah, dan Tujuan Aqidah Islamiyah)"

Posting Komentar