3 Cara Membuat Puisi dengan Mendata Objek, Memilih Kata, dan Menyunting Kata dalam Puisi

Langkah-Langkah Cara Membuat Puisi dengan Tepat

Puisi merupakan genre (bentuk) sastra yang paling populer. Seseorang dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya ke dalam larik-larik puisi yang indah dan menarik. Dengan banyak menulis puisi, seseorang akan memiliki kepekaan perasaan dan emosi. Kali ini, kita akan belajar menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai.

1. Mendata Objek

Langkah penting yang perlu dilakukan ketika hendak menulis puisi adalah menentukan objek yang akan dijadikan bahan penulisan. Objek dapat berupa orang, kejadian, peristiwa, bendabenda, pengalaman, gambar, atau foto. Buatlah catatan mengenai hal-hal yang dapat di tangkap melalui pancaindra! Kembangkan lebih lanjut data objek tersebut menjadi larik-larik puisi!
Sebagai contoh, objek puisi sudah ditentukan, yaitu ”gerimis”. Selanjutnya, kita perlu mendata objek tersebut. Perhatikan contohnya berikut!

Cara membuat puisi dengan mendata objek
Objek puisi tersebut sangat sederhana. Objek yang menjadi fokus perhatian itu hanyalah ”gerimis”. Oleh penyair objek tersebut digarap dan diolah dengan menggunakan bahasa yang menarik sehingga menjadi puisi yang bagus.


Perhatikan larik-larik yang ditulis oleh sang penyair berikut ini!
Siluet Gerimis
Karya: Arya Gunawan
sudah malam, kota. tidurlah bersama titik gerimis yang makin sayup dan suara bisik-bisik sudah
malam, kota. tidurlah bersama titik gerimis yang makin sayup dan suara bisik-bisik daun.
hujan sudah selesai.
orang-orang di emperan
melebur mimpi-mimpi berdebu.
menatap toko-toko yang ditutup
sepanjang deretan gedung.
tinggal sunyi dan sinar lampu. pucat.
sudah selesaikah engkau menenggelamkan masa lalu ke kuburmu?
(bulan telur dadar tersenyum dari menara masjid. jemaah telah lama bubar membawa kerinduan
tentang doa-doa. surga yang tak pernah bosan menantimu.)
. . . .
(Sumber: www. ceritanet .com/puisi.htm)

2. Pilihan Kata (Memilih Kata)

Pilihan kata (diksi) sangat menentukan mutu dan bobot puisi. Sebuah puisi lebih menarik apabila digarap dan diolah dengan serius dan total menggunakan kata-kata yang ekspresif, sugestif, dan asosiatif. Ekspresif, artinya kata yang dipilih mampu menimbulkan gambaran dan kesan yang kuat terhadap objek yang digarap.Sugestif, artinya bersifat menyarankan atau memengaruhi pembaca secara menyenangkan dan tidak memaksa.Asosiatif, artinya mampu membangkitkan pikiran dan perasaan pembaca untuk melakukan sesuatu. Agar mampu memilih kata yang ekspresif, sugestif, dan asosiatif, kamu perlu memerhatikan hal-hal berikut ini.
a. Imaji (Citraan)
Imaji atau citraan merupakan kesan yang ditimbulkan oleh kata-kata tertentu yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Beberapa jenis citraan yang sering digunakan antara lain:
1) citraan penglihatan (imaji visual), yaitu kata-kata yang menimbulkan kesan seolah-olah ada sesuatu yang dapat dilihat;
2) citraan pendengaran (imaji auditif);
3) citraan penciuman (imaji olfaktori);
4) citraan pencecapan (lidah);
5) citraan peraba (imaji taktil); dan
6) citraan gerak (imaji kinetik).

Perhatikan contoh beberapa citraan yang terdapat dalam puisi Siluet Gerimis karya
Arya Gunawan berikut ini!

makin sayup dan suara bisik-bisik daun. (citraan pendengaran) bulan telur dadar tersenyum dari menara masjid. (citraan penglihatan)


b. Karakteristik Bahasa Puisi
Bahasa puisi bersifat konotatif, artinya mengandung makna kiasan atau makna yang tidak sebenarnya. Untuk menampilkan makna konotatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menggunakan majas tertentu, seperti personifikasi, metafora, atau hiperbola. Dapat juga digunakan kata-kata yang mengandung pergeseran makna, seperti sinestesia, ameliorasi, peyorasi, atau asosiasi.
Perhatikan contoh penggunaan majas personifikasi dalam puisi Siluet Gerimis karya Arya Gunawan berikut ini!

sudah malam, kota. tidurlah bersama titik gerimis yang makin sayup dan suara bisik-bisik daun.


c. Penyimpangan Bahasa
Seorang penyair memiliki licentia poetica, yakni kebebasan dalam menggunakan bahasa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya ke dalam sebuah puisi. Oleh karena itu, tidak jarang penyair yang mengabaikan kaidah kebahasaan. Bahkan, melakukan penyimpangan bahasa untuk menimbulkan efek emosional dan keindahan.
Jika diperhatikan dengan saksama, banyak penyimpangan bahasa yang terdapat dalam puisi Siluet Gerimis karya Arya Gunawan. Hal itu tampak, misalnya, pada tidak adanya penggunaan huruf besar. Bahkan, struktur kalimatnya menyimpang dari kaidah penulisan baku.


d. Pilihan kata
Kata-kata harus dipilih dengan cermat, hemat, dan efektif. Kata-kata itu untuk menciptakan nada, suasana, atau permainan bunyi yang menarik. Pilihan kata dalam larik //tidurlah bersama titik gerimis yang makin sayup dan suara bisik-bisik daun//, misalnya, mampu membawa imajinasi pembaca pada suasana malam yang sunyi dan gelisah.


e. Persajakan (rima)
Rima merupakan persamaan bunyi pada larik-larik puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir larik. Rima berfungsi membangun irama dalam sebuah puisi. Pada larik //melebur mimpi-mimpi berdebu//, misalnya, terdapat persamaan bunyi konsonan /m/ dan permainan bunyi pada suku kata melebur dan berdebu.


3. Menyunting Pilihan Kata dalam Puisi

Sebuah puisi tidak pernah dibuat sekali jadi. Penyair sering mencermati kembali pilihan kata yang digunakan. Bahkan, seorang penyair sering kali harus mengganti beberapa kali terhadap kata yang dianggap belum tepat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Perhatikan contoh cara menyunting puisi berikut ini!

Puisi yang akan disunting
Seorang Kakek di Trotoar Jalan
Aku melihat seorang kakek tua
Sedang duduk di sebuah trotoar pinggir
jalan
Dia sedang melepas lelah
Setelah seharian berteriak
Berebut rezeki
Wajahnya sudah keriput
Tangan dan kakinya kelihatan lemah
Namun dia harus berjualan koran
Yang masih menumpuk di sampingnya
Demi sesuap nasi untuk hari ini

Penyuntingan
Kakek Tua di Trotoar Jalan
Aku melihat seorang kakek tua
Sedang duduk di sebuah trotoar pinggir jalan
Dia sedang melepas lelah
Setelah seharian berteriak
Berebut rezeki
Wajahnya sudah keriput
Tangan dan kakinya kelihatan kurus
Namun dia mesti berjuang mencari uang
Yang masih menumpuk di sampingnya
Demi sesuap nasi untuk hari ini

Hasil penyuntingan
Kakek Tua di Trotoar Jalan
seorang kakek tua
duduk di trotoar jalan
melepas lelah
setelah seharian
berebut rezeki
wajahnya keriput
tangan dan kakinya kurus
dia mesti berjuang
demi sesuap nasi
hari ini

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "3 Cara Membuat Puisi dengan Mendata Objek, Memilih Kata, dan Menyunting Kata dalam Puisi"

Posting Komentar