Adab Bergaul dengan Teman Sebaya (Pengertian, Cara Mencari Teman Sebaya, Larangan Dalam Bergaul)

Pengertian Bergaul dengan Teman Sebaya

Dalam bahasa Arab bergaul diartikan dengan shuhbah yang diambil dari kata shahiba yang berarti pertemanan. Dalam bahasa Indonesia bergaul berarti campur. Sementara teman sebaya dalam kamus besar bahasa Indonesia teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang usia hampir sama.

Dengan demikian yang dimaksud dengan bergaul sesama teman sebaya adalah pertemanan seorang individu dengan individu lainnya (anak-anak, usia remaja atau dewasa) yang tingkat usianya hampir sejajar.

Pergaulan remaja memiliki ciri khas tersendiri. Seorang remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk diterima oleh teman sebayanya. Akibatnya mereka akan senang apabila diterima dan sebaliknya akan tertekan dan cemas apabila tidak diterima atau dikucilkan oleh teman-teman sebayanya. Bagi seorang remaja pandangan teman-teman sebanya terhadap dirinya merupakan hal yang sangat penting.

Teman sebaya dalam pandangan seorang remaja misalnya merupakan kelompok baru yang memiliki cirri khas, norma dan kebiasaan tersendiri yang sangat berbeda dengan lingkungan keluarganya. Kelompok teman sebaya ini akan menjadi lingkungan sosial pertama dimana seorang remaja akan belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan merupakan anggota keluarganya. Di sinilah seorang remaja dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam melakukan interaksi sosial dalam cakupan yang lebih besar.

Di antara fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya sebagai sumber informasi, tempat curhat serta tempat mengekspresikan jati diri. Seorang remaja bersama dengan teman sebayanya akan selalu berusaha memunculkan eksistensi dirinya.


Cara Mencari Teman Sebaya yang Baik Menurut Islam

Dalam hadits dari Abu Hurairah Rasulullah Saw bersabda:
Cara Mencari Teman Sebaya yang Baik Menurut Islam
“Seseorang bergantung pada agama temannya, perhatikan siapa yang dijadikan teman”.(HR. Ahmad)

Berdasarkan hadits di atas menjadi jelas bahwa seseorang perlu mencari teman sebaya yang baik yang akan bergaul dengannya. Secara umum seseorang hendaklah mencari teman yang cerdas, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik dan tidak semata-mata rakus terhadap kehidupan duniawi.
a. Pertama, cerdas.
Kecerdasan bagi seseorang adalah modal awal. Oleh karena itu di dalam Islam dianjurkan untuk mencari teman yang cerdas bukan yang bodoh atau dungu. Bergaul dengan orang bodoh atau dungu pada akhirnya akan menimbulkan keburukan dan putusnya hubungan silaturahmi sekalipun dalam waktu yang relative lama. Oleh karena menurut al Ghazali orang yang memutuskan persahabatan dengan orang yang bodoh merupakan ibadah.

b. Kedua, memiliki akhlak yang baik
Carilah teman yang memiliki akhlak baik. Seorang teman yang telah diliputi oleh emosi, kikir, penakut dan cenderung mengikuti hawa nafsunya tidak akan menghasilkan pergeulan atau pertemanan yang baik. Oleh karena itu Allah Swt berfirman mengingatkan hal ini:

“Tidakkah kamu perhatikan orang-­orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? orang­orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui..Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan”.(QS. Al-Mujadilah (58):14­-15)

c. Ketiga, bukan orang fasik
Teman yang baik sangat berpengaruh terutama dalam masalah prilaku. Orang yang fasik adalah orang yang senntiasa berbuat dosa walaupun perbuatan dosanya merupakan dosa kecil. Tidak ada kebaikan sama sekali bergaul denagn orang fasik karena biasanya orang fasik akan meremehkan perbuatan maksiat kepada Allah Swt dan menjadikan hati semakin dekat terhadap perbuatan maksiat itu sendiri. Selain itu orang yang fasik adalah orang yang jarang berbuat baik karena ia tidak takut kepada Allah Swt di samping merupakan sosok yang tidak bisa dipercaya pertemanannya. Allah Swt berfirman yang artinya:

“Dan bersabarlah kamu bersama­sama dengan orang­-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan­Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”(QS. Al-Kahfi (18):28)

Banyak fakta yang menyatakan bahwa sebagian besar apalagi pemuda terjerumus kepada perbuatan maksiat karena teman sebayanya. Banyak sekali pemuda yang awalnya memiliki perangai baik, taat beribadah, berbakti kepada orang tua, rajin belajar dan memiliki prestasi, namun setelah bergaul dengan si A misalnya seluruhnya berubah total. Pertanyaannya adalah dari mana perubahan itu terjadi? Tentunya dari sahabatnya tadi.

Ia telah terpengaruh oleh temannya di mana temannya tersebut sudah dipengaruhi oleh hawa nafsu dan prilaku setan. Akhirnya ia menjadi pemuda yang malas, melawan terhadap orang tua, tidak taat kepada guru dan malas belajar sehingga tidak berprestasi dan akhirnya dikeluarkan dari sekolah karena prilakunya yang buruk tersebut.

d. Keempat, bukan orang yang rakus
Menurut al-Ghazali bergaul dengan orang yang rakus terhadap hal-hal dunia merupakan racun pembunuh. Oleh karena itu bergaulah dengan orang yang tidak rakus terhadap hal duniawi. Hal-hal yang bersifat duniawi perlu dicari tetapi rakus terhadap duniawi tidak baik. Oleh karena itu Abu Sulaiman al-Darani mengingatkan:”Janganlah bergaul kecuali kepada salah satu dari dua orang ini: orang yang menyertaimu(menasehati) di dalam hal­hal duniawi atau kepada seseorang yang senantiasa bertambah setiap saat amal-­amal akhiratnya.


Adab Bergaul dengan Teman Sebaya

a. Saling Menghormati
Teman sebaya dimungkinkan dapat berasal dari berbagai kalangan berbeda agama, tradisi dan kebudayaan dengan perbedaan Sikap saling menghormati inilah yang harus dimiliki oleh orang yang bergaul Sikap saling menghormati berarti menempatkan hak dan kewajiban secara seimbang. Menempatkan prsamaan hak dan kewajiban secara seimbang sangat dianjurkan oelh Islam. Hal tersebut dilakukan sebagai perwujudan ukhuwah insaniah. Oleh karena itu Allah menempatkan manusia sebagai mahluk yang paling mulia. Allah Swt berfirman yang artinya:

“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak­anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik­baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.(Qs Al-­Isra (17):70)

Sikap saling menghormati juga dapat dilakukan pada perintah untuk bersikap toleran terhadap teman sebaya yang tidak seagama. Perintah Al-Quran dalam rangka saling menghormati keyakinan beragama terdapat dalam al-Qur’an Allah Swt berfirman:
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. Al-­Kafirun (109): 6)

b. Tolong Menolong
Tolong-menolong merupakan bagian dari ajaran Islam yang dianjurkan. Tolong-menolong yang dimaksud di sini adalah tentu saja tolong-menolong dalam hal kebajikan. Allah Swt berfirman:

Hai orang-­orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar­syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan­bulan haram, jangan (mengganggu) binatangbinatang had­ya, dan binatang­binatang qalaa­id, dan jangan (pula) mengganggu orang-­orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali­kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang­halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong­menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong­menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa­Nya. (QS. Al­-Maidah (5):2)

Oleh karena itu ketika seorang teman memiliki hajat ataupun kegiatan yang membutuhkan pertolongan, maka diusahakan untuk menolongnya. Dari sini kelak akan timbul keharmonisan dalam berteman.Rasulullah Saw bersabda:
Adab Bergaul dengan Teman Sebaya - Tolong Menolong
“Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda, ”Allah akan slalu menolong hambaNya selama hamba itu mau menolong saudaranya”.(H.R Muslim)

c. Cinta dan Kasih Sayang
Cinta berarti perasaan kasih sayang yang besar. Sementara kasih sayang terdiri dari dua kata, kasih dan sayang. Kasih sebenarnya berasal dari rasa belas kasih seperti Allah Swt mengasihi manusia karena kelemahan dan memang perlu diberi belas kasih. Rasa kasih biasanya menjadi awal munculnya rasa sayang. Sementara rasa sayang itu sendiri merupakan perasaan ingin saling menjaga dan membuat bahagia siapapun yang disayangi.

Kasih sayang antara teman atau anggota masyarakat sangat penting. Kasih sayang akan melahirkan kekuatan yang besar. Kasih sayang akan menciptakan masyarakat yang rukun, solid dan kompak dan akan melahirkan kepekaan sosial yang kuat, bahkan seseorang yang menyayangi temannya dengan tulus akan melahirkan persaudaraan yang hakiki. Pergaulan dengan teman sebaya termasuk dengan siapa pun harus dilandasi oleh rasa kasih sayang dan keikhlasan. Allah Swt tidak akan menyayangi seseorang jika ia tidak menyayangi sesamaya. Rasulullah Saw bersabda:
Adab Bergaul dengan Teman Sebaya
Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan disayangi oleh Allah”.(HR. Bukhari Muslim)

Ketika seorang teman mendapat ancaman atau serangan dari pihak lain misalnya, wajib bagi kita memberikan perlindungan dengan catatan ia berada pada pihak yang benar. Dalam hal ini dari Ibnu Umar Rasulullah Saw bersabda:
Pengertian Bergaul dengan Teman Sebaya - Cinta dan Kasih Sayang
“Seorang mukmin yang bergaul dengan sesama manusia serta bersabar (tahan uji) atas segala gangguan, mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan yang lainnya serta tidak tahan uji atas gangguan mereka”. (HR. Baihaqi)

d. Saling Menasehati
Bergaul dengan teman sebaya terkadang tidak selalu berjalan mulus. Mungkin saja terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti terjadi salah pengertian atau bahkan ada teman yang membatasi diri terhadap kita atau bahkan sering membuat ulah dan masalah. Menghadapi persoalan seperti ini , hendaklah kita harus bijak. Ketika ada teman yang berselisih atau bertengkar ataupun melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap teman-teman yang lain maka kita wajib menasehatinya. Allah Swt berfirman:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar­benar dalam kerugian,Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al-Ashr (103):1­3)

Kepada teman yang berbuat salah hendaklah segera meminta maaf dari kesalahannya. Begitu juga apabila kita berbuat salah atau kekeliruan, hendaklah kita segera meminta maaf, baik disengaja maupun tidak disengaja, jangan sampai menunda-nunda dalam meminta maaf. Dari Ibnu Mina Rasulullah Saw bersabda:
Larangan dalam bergaul dengan teman sebaya
“Barangsiapa yang meminta maaf kepada saudaranya yang muslim sedangkan ia tidak mau memaafkannya, maka ia mempunyai dosa sebesar dosa orang yang merampok”. (HR. lbnu Majah)


Larangan dalam bergaul dengan teman sebaya

a. Bermusuhan
Bermusuhan artinya tidak ramah atau tidak bersahabat. Oleh karena itu bermusuhan berarti tindakan tidak bersahabat atau tidak ramah terhadap sesama.

Agama Islam melarang bermusuhan, apalagi dalam waktu yang cukup lama. Rasulullah Saw bersabda:
Larangan dalam bergaul dengan teman sebaya - Bermusuhan
 “Tidaklah halal bagi seorang muslmi mendiamkan (tidak mengajak bicara) sit van in yang muslim lebih dari tiga hari. Jika keduanya bertemu, lalu ingin memalingkan muka, dan yang lain pun demikian juga. Dan yang paling baik di antara keduanya adalah yang terlebili dahulu mengucapkan salam”. (HR. Bukhari Muslim)

Tawuran antar pemuda dan pelajar yang kerap terjadi sudah menjadi budaya dan trend yang salah di kalangan remaja. Tawuran dapat menyebabkan perpecahan di kalangan para pelajar dan dapat mengakibatkan korban harta dan jiwa. Seorang muslim dilarang saling membenci. Sebab Allah Swt telah menjadikan mereka teman dan saudara yang saling menyayangi, bukan saling membenci. Allah Swt telah mengharamkan permusuhan dan kebencian.

b. Pergaulan Mebas
Pergaulan bebas merupakan salah satu akhlak madzmumah(tercela). Bebas di sini berarti telah melewati norma-norma yang ada, baik norma agama maupun norma sosial. Pergaulan bebas yang dimaksud adalah berbaurnya kaum lelaki dan perempuan yang bukan muhrim di suatu tempat di mana mereka dapat saling memandang, memberi isyarat, berbicara, bahkan saling bersentuhan dan berlanjut kepada perbuatan negatif yang diharamkan. Pergaulan bebas juga mengakibatkan berkembangnya kebiasaan negatif, seperti berpacaran. Kebiasaan ini banyak terjadi pada remaja dan umumnya mereka tidak mampu mengendalikan hawa nafsu. Perilaku seperti ini bisa terjadi karena budaya menonton film-film yang tidak mendidik yang berasal dari teman sebaya.

Untuk menghindari pergaulan bebas ini tentu dengan mencari teman sebaya yang shaleh. Sebagai pemuda janganlah anda berkata:”Saya tidak akan terpengaruh oleh teman sebaya saya. Saya hanya sekedar bergaul dan tidak akan mengikuti ucapan dan model pergaulannya yang bebas itu”. Ungkapan di atas adalah ungkapan yang keliru karena al-Quran telah menyatakan pengaruh burk teman serta nabi juga telah bersabda bahwa prilaku teman sangat berpengaruh sekali.

c. Melanggar norma-norma
Pergaulan yang tidak beretika terkadang dapat melanggar norma terutama norma agama. Melanggar norma agama berrati melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam agama.. Sedangkan norma masyarakat dan Negara adalah segala peraturan, baik tertulis maupun tidak tertullis yang ada dalam masyarakat atau Negara. Mengenai hal ini Allah Swt berfirman yang artinya:

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama­sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia”.(QS. al­-Furqan (25):27-­29)

Ayat di atas diturunkan berkenaan dengan persahabatan yang terjadi antara Ubay bin Khalaf dan Uqbah bin Abi Mu’ith. Suatu saat Uqbah sedang duduk di sisi Rasulullah Saw mendengarkan sabdanya. Di sisi lain Ubay bin Khalaf memarahinya secara berlebihan karena suatu hal sampai akhirnya Uqbah tidak kuat dengan cacian tersebut dan akhirnya ia keluar dari Islam.

Ayat ini tentunya tidak khusus untuk kasus Uqbah melainkan untuk umum. Dengan demikian hal yang dapat diteladani adalah bahwa persahabatan dapat mempengaruhi prilaku. Andai saja saat itu Ubay tidak memaki sahabatnya, niscaya Uqbah tetap menjadi sahabatnya yang baik.

Oleh karena itu dalam memilih teman harus benar-benar selektif karena yang dimaksud dengan “menggigit tangan” pada ayat di atas maksudnya adalah menyesali perbuatannya karena gegabah dalam mengambil sikap. Sementara yang dimaksud dengan si Fulan adalah setan atau orang yang telah menyesatkannya di dunia, yaitu teman atau sahabat kita.

Diantara perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama, masyarakat dan Negara antara lain :

1) Berzina
Berzina adalah hubungan suami istri yang tidak terikat dengan pernikahan (perkawinan). Di antara akibat buruk berzina adalah berkurangnya iman, hilangnya sikap menjaga diri dari perbutan dosa, memiliki kepribadian buruk dan tidak memiliki rasa cemburu. Berzina dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam Islam rasa malu merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dan ia merupakan sebagian dari iman apalagi bagi seorang perempuan.
Perzinahan juga menyebabkan menularnya penyakit-penyakit berbahaya seperti AIDS dan penyakit-penyakit lainnya yang ditularkan melalui hubungan seksual

2) Minuman keras
Pergaulan terkadang ditambah dengan hal-hal yang sebenarnya tidak bermanfaat. Banyak hal yang menyebabkan orang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti berfoya-foya atau menghabiskan masa muda sperti mengkonsumi minuman keras. Minuman keras haram hukumnya dan meminumnya termasuk salah satu dosa besar juga

3) Narkoba
Narkoba singkatan dari narkotika dan obat-batan terlarang . ada istilah lain yaitu Napza yang beraati napza atau narkotika, psikotropika dan zat Adiktif. Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin menggunakan kembali karena terdapat zat-zat tertentu yang mengakibatkan seseorang cenderung menjadi kecanduan karena secara tidak langsung ia dapat memutuskan syarafsyaraf dalam otak.
Jika terlalu lama dikonsumi seseorang akan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap narkoba dan lambat laun dapat merusak organ tubuh manusia dan jika penggunaannya sudah melebihi takaran, maka si pengguna akan mensgalami overdosis dan pada akhirnya akan berujung pada kematian. Hukum mengkonsumsi Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan lainnya, yaitu diharamkan. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan atau menurunkan kesadaran akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan.

Mengenai larangan mengkonsumi barang yang memabukkan dari Ummu Salamah Rasulullah Saw bersabda:
perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama
Rasulullah SAW melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah) (HR. Abu Daud)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Adab Bergaul dengan Teman Sebaya (Pengertian, Cara Mencari Teman Sebaya, Larangan Dalam Bergaul)"

Posting Komentar